Setahun Berlalu, Kasus Pembunuhan ART di Jakarta Timur Belum Terungkap
Satu tahun berlalu sejak pembunuhan Sarinem (61), asisten rumah tangga (ART) satu warga di Komplek Billy Moon, Kecamatan Duren Sawit.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Satu tahun berlalu sejak pembunuhan Sarinem (61), asisten rumah tangga (ART) satu warga di Komplek Billy Moon, Kecamatan Duren Sawit.
Kombes Arie Ardian Rishadi selaku Kapolres dan AKBP Hery Purnomo selaku Kasat Reskrim saat kejadian pun sudah tak bertugas di Polrestro Jakarta Timur.
Namun setelah waktu berlalu kasus pembunuhan Sarinem yang terjadi pada Selasa (14/1/2020) sekira pukul 15.30 WIB itu belum menemui titik terang.
Tidak diketahui identitas dan motif pelaku yang menikam bagian perut Sarinem dengan golok hingga tewas akibat pendarahan dan luka dalam.
Dikonfirmasi perkembangan kasus sejak Kamis (4/3/2021) Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan hingga kini tidak merespon upaya konfirmasi.
Wakapolrestro Jakarta Timur AKBP Ahmad Fanani yang dikonfirmasi sejak Jumat (5/3/2021) pagi pun tak menanggapi upaya konfirmasi.
Keduanya juga tak menanggapi kebenaran informasi bahwa pada barang bukti golok yang digunakan pelaku membunuh Sarinem tidak terdapat sidik jari.
Saat kejadian keterangan kronologis kasus awalnya disampaikan Kompol Agus Sumarno yang ketika itu menjabat sebagai Kapolsek Duren Sawit.
Berdasar keterangan Sarinem sebelum tewas saat perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur Agus menuturkan pelaku bermodus sebagai kurir.
"Ketika korban melihat keluar dan bertanya 'siapa ya', pelaku menjawab mengantar paket milik anak majikannya, dan korban membukakan pintu gerbang," kata Agus di Jakarta Timur, Rabu (15/1/2020).
Sarinem baru curiga saat membuka pintu gerbang lalu mendapati pelaku yang merupakan seorang pria tidak membawa paket apa pun sebagaimana kurir.
Cek-cok mulut pun terjadi hingga akhirnya pelaku mengeluarkan sebilah golok dari tas gemblok yang dibawa lalu menghunuskan ke perut Sarinem.
"Setelahnya pelaku langsung melarikan diri sedangkan barang bukti berupa golok, tang dan tas milik pelaku tertinggal di lokasi," ujarnya.
Dalam keadaan lemah Sarinem berusaha menghubungi majikannya yang saat kejadian tidak berada di rumah, kabar lalu diteruskan ke petugas keamanan.
Hermawan (38), satu petugas keamanan Komplek Billy Moon yang bertugas saat kejadian menuturkan saat kejadian tidak ada saksi melihat pelaku.

Bila saja Sarinem tidak menghubungi majikannya yang lalu meneruskan kabar ke petugas keamanan Komplek Billy Moon kejadian pasti terlambat diketahui.
"Jujur, pasa saya datang itu korban sudah mau dibawa ke rumah sakit. Sudah naik motor, nah saya duduk di belakang korban biar enggak jatuh," tutur Hermawan.
Mereka berupaya membawa Sarinem ke RS Harum Sisma Medika, namun buruknya luka tusuk membuat tim dokter menyarankan Sarinem dirujuk ke RS tipe A.
Saat proses dirujuk ke RS Polri Kramat Jati inilah Sarinem memberi keterangan kronologis singkat kejadian kepada jajaran Unit Reskrim Polsek Duren Sawit.
"Masih sadar dan bisa diajak ngobrol, tapi enggak bisa jawab banyak. Karena banyak kehilangan darah. Pas ditanya polisi soal jumlah pelaku juga belum jawab pasti," lanjut Hermawan.
Di RS Polri Kramat Jati Sarinem sempat dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) lalu dirujuk ke ruang Intensive Care Unit (ICU) karena kondisinya.
Kombes Edy Purnomo yang kala itu menjabat Kepala Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati mengatakan Sarinem sempat menjalani operasi.
"Sudah dioperasi, mulai operasi sekira pukul 09.00 WIB. Operasi untuk pemulihan luka akibat benda tajam di bagian perut korban," kata Edy di Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (15/1/2020).
Setelah menjalani operasi selama tiga jam yang melibatkan para dokter ahli bedah, penyakit dalam, dan anestesi RS Polri Kramat Jati kondisinya sempat membaik.
Nahas pada Kamis (16/1/2020) pukul 23.39 WIB Sarinem menghembuskan nafas terakhir di ruang ICU RS Polri Kramat Jati akibat luka tusuk pelaku.
Kombes Sumy Hastry Purwanti yang saat kejadian menjabat Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati mengatakan Sarinem mengalami luka dalam.
Dari hasil autopsi terhadap jasad Sarinem yang dimakamkan di kampung halamannya, Hastry menjelaskan juga terdapat luka lain pada jasad.
"Luka terbuka pada perut dan menembus organ dalam, sehinga terjadi perdarahan hebat dalam rongga perut juga memar pada dada dan punggung," kata Hastry, Jumat (17/1/2020).
AKBP Hery Purnomo selaku Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur saat kejadian mengatakan pihaknya kesulitan mengungkap kasus pembunuhan.
Selain tidak ada CCTV yang menyorot kejadian, warga sekitar juga tidak mendapati orang mencurigakan yang seliweran di sekitar lokasi.
Sementara Sarinem merupakan korban sekaligus satu-satunya saksi tewas tanpa sempat memberi keterangan ciri-ciri pelaku yang membunuhnya.
"Belum (ditangkap pelakunya), enggak ada saksi yang melihat pada saat kejadian," ujar Hery di Jakarta Timur, Senin (20/1/2020).
Pernyataan Hery ini merupakan keterangan terakhir yang disampaikan mewakili jajaran Polrestro Jakarta Timur terkait penyelidikan kasus.
Kini tidak diketahui pasti nasib penyelidikan kasus pembunuhan yang menimpa Sarinem, hanya bahwa pelaku masih berkeliaran bebas.