Sisi Lain Metropolitan
Bermula Dipikul Tahun 1965, Kriuk Renyah Kerupuk Erna Jaya sampai Dinikmati Para TKI di Thailand
Bermula dari pabrik rumahan itu lah, renyah kerupuknya berhasil menjamah sejumlah wilayah di Indonesia bahkan pernah dikirim sampai Thailand.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
"Dulu banyak yang jual tanah di Jakarta. Dulu tanah di sekitaran sini rawa, belum banyak kendaraan," ujarnya.
Tanah sekitar 500 meter persegi kemudian menjadi awal Ahmarudin merintis pabrik rumahan kerupuk bernama Erna Jaya.
Ia mampu membeli mesin produksi kerupuk yang membutuhkan banyak karyawan.
"Mesinnya itu ada kerannya, jadi adonan mengalir lewat keran. Nanti tangan karyawan memutar dan membentuk adonannya seperti kerupuk," jelas Elfin.
Satu mesin itu terdapat 10 keran. Di tiap-tiap keran dijaga karyawan yang kemudian membuat kerupuk.
Pada tahun 1972, Ahmarudin berhasil memiliki pabrik rumahan sendiri.
Selepas ayahnya tutup usia tahun 2006, bisnis kerupuk Erna Jaya diteruskan oleh ibunya, Hj Choliyah.
Faktor usia, Choliyah kewalahan memimpin bisnis sendirian.
Baca juga: Ruhut Sitompul Sedih Lihat Polemik Partai Demokrat, Terima Kasih ke SBY, Bela Moeldoko Tak Bersalah
Baru tahun 2013, Elfin diminta untuk meneruskan bisnis kerupuk milik ayahnya itu.
Awalnya, karyawan kerupuk Erna Jaya berjumlah 15 orang. Sekarang, berkurang menjadi 10 orang.

Semenjak pandemi Covid-19, tiga karyawannya diminta kerja bergilir.
Semua karyawannya tinggal di mess pabrik Erna Jaya.
Pernah Mencapai 1 Ton
Dalam sehari, pabrik kerupuk rumahan ini bisa memproduksi maksimal 1 ton kerupuk dalam sehari.
Hasil maksimal itu bisa diperoleh bila cuaca mendukung. BIla tidak, jumlah produksi malah menurun.