Perjuangan Mantan Kru Srimulat Bertahan Hidup Jadi Tukang Servis Jam: Kepepet Apapun Dilakoni
Sriyanto sempat bergabung dalam grup Srimulat. Ia tercatat sebagai kru asisten dekorasi grup Srimulat beberapa tahun silam.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Sriyatno sebelumya pernah bekerja di Pasar Klewer pada tahun 1987.
Ia juga sampaikan dirinya pernah bergabung di Srimulat sebagai asisten dekorasi.
Hingga di tahun 1989 ia memutuskan untuk kembali ke Solo, dan menekuni sendiri hobi bongkar pasangnya dan mencoba untuk membuka servis arloji.
"Saya buka di klewer di 89 dulu sama seperti ini (menggunakan meja dan almari kecil yang ia bawa)," jelasnya.
"Terus kebetulan saya jualan depan tukang foto," kata dia membeberkan.
Siapa sangka ketika Sriyatno berjualan di depan toko foto ternyata menjadi peluang bisnis baginya.
"Nah pas jualan di depan tukang foto, ada masa si kameranya ini rusak, jadi kesempatan memperbaikinya," tuturnya.
Dengan demikian, dirinya bisa lebih mengulik kemampuan nya dalam bidang reparasi.
Bahkan saat itu dia hanya memiliki modal beberapa onderdil sehingga bisa memperbaiki kamera.
"Saya cari onderdil dan sparepart nya waktu itu di Pasar Turi Surabaya, Solo tidak ada," ungkap dia.
Ia menceritakan kisahnya, bolak- balik ke Surabaya hingga dirinya memiliki kenalan untuk bisa dititipkan setiap pekannya.
"Ya gitu terus mas sampai sekitar tahun 2009-2010," terang dia.
Saat ditanyai terkait kerusakan yang ia temui sejauh ini, memang hanya beberapa spare part dan blitz hanya butuh keahlian saja.
Sekitar tahun 2000 an dirinya pindah ke tempat yang sekarang ia duduki.
"Yang penting kerja kaki lima seperti ini kan harus sabar, kalau hujan ya kehujanan, kalau panas ya kepanasan," terang dia.