Sisi Lain Metropolitan

Menengok Suasana Pasien Rawat Inap di Pengobatan Patah Tulang Haji Naim, Maestro Pijat dari Cipete

Pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim tak hanya menyediakan jasa pijat saja, melainkan ada juga ruangan rawat inap bagi pasien

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana di tempat pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). Pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim tak hanya menyediakan jasa pijat saja, melainkan ada ruangan rawat inap bagi pasien 

Namun, ia belum bisa sembarang makan. Ada sejumlah makanan yang menjadi pantangan. 

Soalnya, Deri sempat memesan seporsi bakso disertai mie kuning.

Sehabis makan bakso dan kuahnya, ia tak bisa tidur seharian. Ia menduga karena tak boleh memakan mie.

Baca juga: Sempat Memanas Saling Dorong, Mobil Komando Aparat Kepolisian Putar Asmaul Husna Cairkan Suasana

"Padahal mienya enggak saya makan, mungkin karena tercampur dengan kuahnya. Jadinya enggak bisa tidur seharian," tambahnya.

Pak haji, sebutan Deri untuk pengurut, rutin setiap hari memeriksa kondisinya.

Namun, waktunya tak tentu. Bisa pagi, siang atau sore menjelang pulang.

"Pak haji enggak tentu datang ke sini. Tapi dia iseng, kadang kaki kita diangkat setelah itu langsung dilepas," pungkasnya.

Sejak tahun 1960

Tak jauh dari balai pengobatan alternatif itu, terdapat rumah salah satu anak dari keturunan Haji Naim bernama Sanusi. 

Seorang pria (baju oren) menahan sakit saat kaki kanannya diurut di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021).
Seorang pria (baju oren) menahan sakit saat kaki kanannya diurut di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Di teras rumahnya, ia bercerita bahwa ayahnya, Naim sempat berguru ke aliran pencak silat Cimande. Di sana, ia tak hanya belajar bela diri, melainkan juga mendalami pengobatan patah tulang.

"Ayah saya Haji Naim orang yang suka merantau dulunya (berguru). Ke Banten, ke Cirebon akhirnya ke Cimande. di Cimande belajar mendalami pengobatan patah tulang," katanya.

Begitu mahir memijat, Naim tak langsung membuka jasa pijat patah tulang. Awalnya, ia sering membantu orang sekitar dan tetangga yang mengalami patah tulang

Karena ahli dalam menyembuhkan patah tulang, namanya pun mulai santer terdengar. Naim kemudian mendirikan pengobatan ini pada tahun 1960.

"Dulu bantuin orang sakit, jadi dikata buka ya namanya orang butuh pertolongan, yaudah rumah kita diubah menjadi tempat praktik," ujar Sanusi.

Sanusi mengenang awalnya Naim menangani pasien di depan teras rumah mereka. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved