Penangkapan Terduga Teroris
Deretan Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi dan Condet, Atribut FPI hingga Kode Takjil
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan polisi menangkap empat orang terduga teroris dalam penggerebekan di Bekasi dan Condet
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pascateror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) siang, Polri menangkap sejumlah orang yang diduga teroris.
Penggerebekan terduga teroris dilakukan di dua lokasi berbeda pada Senin (29/3/2021).
Penggerebekan pertama dilakukan di sebuah rumah kontrakan di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Di tempat berbeda, polisi juga melakukan penggerebekan di kawasan Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta terkait penangkapan terduga teroris di Bekasi dan Condet.
1. Tangkap 4 Terduga Teroris
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan polisi menangkap empat orang terduga teroris dalam penggerebekan di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur.
Keempat terduga teroris yang berhasil diamankan berinisial ZA (37), BS (43), AJ (46), dan HH (56).
Fadil menjelaskan, terduga teroris ZA berperan membeli bahan baku peledak seperti aseton, HCL, termometer, dan aluminium powder.
"ZA memberitahukan kepada saudara BS cara pembuatan dan cara mencampurkan cairan-cairan yang telah disiapkan tersebut," kata Fadil di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021).
BS sendiri memiliki peran mengetahui pembuatan bahan peledak dan menyampaikannya kepada AJ.
"Saudara AJ berperan membantu saudara ZA selama pembuatan bahan peledak," ujar Fadio.
AJ juga ikut bersama BS untuk mengikuti pertemuan dalam rangkap persiapan teror menggunakan bahan peledak.
Sementara itu, Fadil menyebut peran paling penting dimiliki terduga teroris HH. Sebab, HH lah yang mengatur dan membiayai rencana teror ini.
"Dia yang merencanakan, mengatur taktis dan teknis bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan amaliah ini. Membiayai dan mengirimkan video tentang teknis pembuatan kepad tiga tersangka lainnya," ungkap dia.
2. Ditemukan 5 Bom Aktif Siap Ledak
Dari penggerebekan di Bekasi dan Condet, polisi menemukan lima bom aktif yang siap diledakkan.
"Dari penggeledahan ditemukan li.a bom aktif yang sudah terkaait dalam bentuk kaleng dengan sumbu yang terbuat dari TATP," kata Fadil.
Ia menerangkan, TATP merupakan sebuah senyawa kimia yang mudah meledak.
"(TATP) tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif," tutur Fadil.
3. Atribut FPI Disita
Tim Densus 88 Satgas Wilayah Polda Metro Jaya turut menyita sejumlah atribut FPI saat penggerebekan terduga teroris di Bekasi dan Condet.
Beberapa atribut FPI yang disita antara lain jaket berwarna hijau, bendera, dan sejumlah buku.
Irjen Fadil Imran membenarkan bahwa penggerebekan teroris ini ada kaitannya dengan FPI.
"Iya termasuk itu (terkait dengan FPI)," kata Fadil.
Menurut Fadil, polisi akan mendalami lagi keterlibatan FPI dalam rencana teror yang dilakukan empat tersangka.
"Jika ada keterkaitan, itu kan temuan awal. Nanti akan didalami oleh teman-teman Densus 88," ujar dia.
Baca juga: Hari Ini, Dua Penyebar Video Syur Gisel Jalani Sidang Lanjutan di PN Jakarta Selatan
Baca juga: Penerapan GeNose di Bandara Soekarno-Hatta Masih Belum Jelas
Baca juga: Pemerintah Kota Tangerang Imbau Warganya Berbuka Puasa di Rumah Saja Saat Ramadan 2021
4. 70 Bom Pipa
Tim Densus 88 menemukan cukup banyak bahan peledak ketika menggeledah kediaman para terduga teroris di Bekasi dan Condet.
Jumlah bahan peledak yang ditemukan mencapai 3,5 kilogram.
Menurut Fadil, bahan peledak sebanyak itu bisa menghasilkan hingga 70 bom pipa.
"Kalau dikaitkan dengan jadi sebuah bom akan menjadi kurang lebih 70 bom pipa. Ini lah efek dari bom TATP yang berhasil dideteksi dan dicegah oleh Densus 88 Satgaswil Polda Metro Jaya," ungkap dia.
5. Istilah "Takjil" Terduga Teroris
Keempat terduga teroris yang ditangkap di Bekasi dan Condet, Jakarta Timur, memiliki sandi dalam menyebut bom yang mereka buat.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, istilah yang digunakan para terduga teroris adalah "takjil".
Istilah takjil umumnya diartikan sebagai makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Namun, bagi keempat terduga teroris itu, takjil memiliki makna berbeda.
"Mereka mengistilahkan dengan istilah takjil. Setelah dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," ucap Kapolda.