Pemkot Jakarta Pusat Sebut Pengamen Ondel-ondel Ganggu Ketertiban di Jalan Umum
Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menindak pengamen ondel-ondel di wilayahnya.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menindak pengamen ondel-ondel di wilayahnya.
Sebab, Pemerintah Kota Jakarta Pusat menilai hal tersebut dapat mengganggu ketertiban di jalan umum.
"Ondel-ondel di Jakarta Pusat bisa dibilang banyak yang mengamen di jalan, bisa dibilang mengganggu ketertiban," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, saat dihubungi, Selasa (30/3/2021).
Irwandi menjelaskan, ondel-ondel sebaiknya tidak berada di jalan.
"Begini, ondel-ondel sebaiknya tidak berada di jalan, apalagi mengamen minta-minta uang ke masyarakat," tutur Irwandi.
"Karena ondel-ondel merupakan budaya Betawi yang seharusnya di tempat yang lebih baik. Bukan di jalanan,"
Menurut Irwandi, ondel-ondel sebaiknya diapresiasi dan bukan yang meminta uang ke masyarakat.
"Seharusnya memang diapresiasi dan dihargai. Bukan meminta-minta, ya," jelas Irwandi.
Dia menambahkan, Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menyiapkan tempat yang layak bagi ondel-ondel.
"Ya, nanti kami akan cari solusi, Suku Dinas Pariwisata yang akan menyiapkan konsepnya," tutur dia.
Baca juga: Ketua RT Beberkan Keseharian Pelaku Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar
Baca juga: KPK Agendakan Periksa Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto
Baca juga: Presiden Klub Ungkap Alasan Depak Bambang Pamungkas dari Jabatan Manajer Persija
Curhatan pengamen ondel-ondel
Langit Jakarta siang itu beratap mendung, dirundung awan kelabu. Gerimis merenai membasahi kampung Kramat Pulo di Jalan Kembang Pacar, Senen, Jakarta Pusat.
Cuaca itu tak menyurutkan warga untuk mencari nafkah dengan mengamen ondel-ondel.
Sejumlah warga terlihat mendorong gerobak musik di pinggir jalan. Ada juga rombongan tiga sampai empat orang sedang mengikat ondel-ondel di atas bajaj.
Mereka yang bersiap pergi mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Beberapa bajaj dan mikrolet ngetem di sepanjang Jalan Kembang Pacar untuk mengangkut ondel-ondel.
Irsyad (20) bersama adiknya Arman (15) dan sepupunya, Ayini (9) hendak berangkat mengamen ondel-ondel meski hujan turun.
Mereka berencana pergi dengan bajaj ke daerah Pamulang, Tangerang Selatan.
"Nanti di sana hujan juga berhenti," ujar Irsyad.
Ia harus pergi menjauh ke pinggir agar tidak terendus petugas satpol pp.
Sudah 2 tahun, Irsyad mengamen ondel-ondel. Penghasilannya dari ondel-ondel lumayan ketimbang pekerjaan sebelumnya.
Irsyad pernah bekerja dari petugas cleaning service di Mall Atrium lalu pembersih atm swasta. Kemudian, ia juga pernah bekerja sebagai sopir bajaj.
"Terus pindah ke ondel-ondel karena penghasilannya lumayan," ujarnya.
Hasil dari mengamen ondel-ondel untuk membantu menafkahi keluarga mereka. Sebab, ayahnya tak lagi bekerja sebagai ojek daring semenjak motornya disita rentenir. Irsyad dan Arman pun menjadi tulang punggung keluarga.
"Saya tiga bersaudara. Kakak yang pertama sudah menikah. Saya yang kedua dan adik ikut bantu-bantu orangtua. Uang hasil mengamen disatuin," lanjutnya.
Terkait larangan ondel-ondel di Jakarta, Irsyad sebenarnya tidak setuju. Soalnya, banyak pengangguran yang akhirnya memiliki pekerjaan dari mengamen ondel-ondel.
"Teman saya udah bisa nyekolahin anaknya dari ondel-ondel," lanjutnya.
Dalam sehari mengamen sebelum pandemi, Irsyad mengantongi sekitar Rp 700 ribu. Kini rata-rata sekitar Rp 300 ribu saja.
Penghasilan itu dikurangi setoran sekitar Rp 80 ribu, jajan Rp 20 ribu dan ongkos transportasi pergi-pulang Rp 200 ribu.
"Kemarin cuma dapet Rp 20 ribu per orang karena di jalan kondisinyua hujan," lanjutnya.
Bila larangan itu benar-benar diterapkan, Irsyad berharap pemerintah menyediakan lapangan kerja bagi pengamen ondel-ondel.