Antisipasi Virus Corona di Tangsel
Penjelasan Dinas Kesehatan Tangsel Dugaan Satpam Meninggal Usai Divaksin Covid
Kabar satpam sekolah Kota Tangsel meninggal dunia setelah divaksin Covid-19, sempat membuat heboh warga setempat
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pria inisial S, seorang satpam SMPN 11 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diduga meninggal dunia setelah divaksinasi Covid-19.
Kabar satpam sekolah Kota Tangsel meninggal dunia setelah divaksin Covid-19, sempat membuat heboh warga setempat.
Dugaan kuat satpam sekolah meninggal dunia setelah divaksin Covid-19 tersebut terjadi pada Senin (29/3/2021) lalu.
Diketahui S bekerja sebagai satpam SMPN 11, Jalan Buana Kencana, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Satpam tersebut meninggal dunia di RSU Kota Tangsel.
Meninggalnya S sempat mengundang pro kontra akibat kabar almarhum meninggal usai melakoni penyuntikan dosis pertama vaksinasi covid-19 pada 3 Maret 2021.
Wartakotalive.com mencoba menelusuri kebenaran meninggalnya korban yang berkaitan dengan pentuntikan dosis vaksinasi covid-19.
Awal mula Wartakotalive.com menelusuri kebenaran terssbut dari sang istri yang berinisi I saat di kediamannya yang beralamat di kawasan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan.

"Sebelum divaksin itu benar dia tidak sakit. Tapi memang dia punya penyakit dalam penyakit prostat"
"cuman yang namanya mau divaksin intinya harus sehat," kata I saat ditemui di kediamannya, Serpong, Kota Tangsel, Kamis (1/4/2021).
Menanggapai hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar mencari riwayat pelaksanaan vaksin dari almarhum.
Allin mengatakan S baru melakoni penyuntikan dosis pertama vaksinasi pada 3 Maret 2021 lalu.
"Yang bersangkutan divaksin dosis satu itu pada tanggal 3 Maret (2021). Jadi memang seharusnya dosis kedua itu jika dihitung 14 hari"
"jadi pada tanggal 17 Maret 2021 dan beliau memang tidak kembali untuk dosis kedua tersebut, " ucap Allin saat ditemui di Kantor Dinkes Kota Tangsel, Serpong, Kamis (1/4/2021).
Allin menjelaskan pada saat melakoni penyuntikan dosis pertama, petugas medis telah melakukan screening sebelum penyuntikan dilakukan.
Dari informasi petugas medis, kata Allin, S mengaku tidak memiliki riwayat penyakit disertai hasil screening yang menyatakan ia dapat disuntik vaksin covid-19.
"Screening itu begitu ketat, tapi ini adalah tergantung peserta vaksin itu. Jadi di sini memang dituntut kejujuran ya," jelas Allin.
"Pada saat peserta vaksin itu tidak menjawab jujur atau bahkan mereka bum pernah periksa (riwayat penyakit-red) itu yang membuat kita tidak tahu"
"Jadi kita anggap dia lolos screening sehingga divaksin," lanjutnya.
Ia pun menuturkan seusai melakoni vaksinasi covid-19, pihaknya tak menjamin sebuah individu dapat terhindar dari infeksi covid-19 ataupun penyakit penyerta lainnya.
Sebab, pelaksanaan vaksinasi covid-19 bersifat meningkatkan daya tahan tubuh di tengah masifnya penularan dan penyebaran infeksi covid-19.
Baca juga: Keluarga Korban Pembakaran di Cengkareng Minta Pelaku Ditangkap dan Dihukum Berat
Baca juga: Setelah Hajar Ibu, Ayah, dan Adik Pakai Palu hingga Sekarat, Remaja di Mojokerto Asyik Belanja Jaket
Baca juga: Usai Pengumuman Gelombang 16 Apakah Ada Kartu Prakerja Gelombang 17? Simak Bocorannya
"Selalu saya sampaikan bahwa setelah divaksin bukan berarti kita menjadi orang yang kuat"
"Artinya kita masih bisa terinfeksi covid, karena pada saat kita divaksin itu baru memabngkitkan antibodi kita"
"Jadi ada kemungkinan pada saat setelah divaksin itu kemudian kita tidak menjaga protokol kesehatan dengan baik itu bisa saja kita terkena covid"
"Jadi asumsinya test PCR-nya beliau positif covid-19," pungkasnya. (Penulis: Rizki Amana)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Diduga Satpam Sekolah di Kota Tangsel Meninggal Dunia Setelah Divaksinasi Covid-19, Ini Kata Dinkes