Kompetisi Tak Ada Kejelasan, Eks Pemain Cilegon United Pilih Berjualan Bakso
Pandemi Covid-19 membuat mantan gelandang Cilegon United, Eka Dwi Susanto terpaksa jualan bakso untuk menyambung hidup.
"Semoga akhir tahun ini saya bisa membangun kedai bakso dan toko sembako. Jadi ada kerjaan jika kelak saya pensiun. Dan ini lah usaha saya," tutupnya.
Baca juga: Nyanyi di Nikahan Teman, Nissa Sabyan Terkejut saat Dapat Perlakuan Ini hingga Panggil Temannya
Jualan Bakso
Nasib pesepakbola di Liga 2 Indonesia tak banyak sebaik pemain yang berada di tim-tim Liga 1 Indonesia.
Tak bisa dipungkiri, sejak pandemi Covid-19 melanda Maret lalu, kompetisi sepak bola terhenti dan banyak tim di Liga 2 Indonesia yang dibubarkan.
Bahkan sejak Juni 2020 lalu banyak pemain tidak mendapatkan lagi gajinya karena tim dibubarkan.
Hal yang berbeda dengan tim-tim Liga 1 Indonesia yang masih bisa membayar gaji pemain meski dengan potongan hingga 90 persen.
Baca juga: Dimulai Rabu 7 April Besok, Ini Daftar 85 Sekolah yang Gelar Uji Coba Belajar Tatap Muka di Jakarta
Tak heran, banyak pemain yang banting stir, baik bermain tarkam, maupun wirausaha.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Eka Dwi Susanto, salah satu gelandang Cilegon United musim 2020 lalu.
Eka tak gengsi jualan bakso.
"Ya sejak Liga berhenti saya jualan bakso mas, kan tidak dapat gaji lagi semenjak Juni lalu. Lumayanlah hasilnya menutupi biaya sehari-hari," bukanya kepada Warta Kota baru-baru ini di Lapangan Garuda Larangan.
Eka mengaku mengambil bakso mentah dari pamannya lalu memasaknya, kemudian menjualnya per kotak, dimana isi perbungkusnya berbeda-beda, yang kecil berisi 70 dan yang besar berisi 35 per bungkus.
Ada pula 13 menu yang ia siapkan, seperti bakso kecil berisi 30, bakso sedang isi 35, bakso urat isi 10, bakso mercon isi 10, bakso telor, bakso granat, varisasi, mix urat, mix mercon, mix urat mercon, tahu biasa dan tahu pedas.
Baca juga: SDN 05 Rawasari Besok Terapkan Pembelajaran Tatap Muka, Kerinduan Siswa Belajar di Sekolah Terobati
Bakso yang ia jual per kotak pun tergolong murah karena seharga Rp.30.000 sudah termasuk bumbu di dalamnya.
"Saya promosinya lewat sosial media, baik itu Whatsapp, Instagram, facebook. Alhamdulillah teman istri juga banyak ya, kan bakso identik sama cewek ya, jadi laris juga. Bahkan saya juga sudah punya beberapa langganan," paparnya.
Tak jarang pula dirinya membawa bakso dagangannya saat latihan dan menawarkannya kepada teman-temannya di lapangan.