Ziarah Makam
Kisah Pangeran Jayakarta dan Masjid Jami Assalafiyah di Jatinegara Kaum
Pangeran Jayakarta tak asing bagi warga Jakarta. Dikenal juga Achmad Djakerta. Ini kisahnya dengan Masjid Jami Assalafiyah di Jatinegara Kaum.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Y Gustaman
"Lalu pada tahun 1620, Pangeran Jayakarta membangun sebuah masjid dan diberinama Masjid Jami Assalafiyah," imbuh dia.
Setahun tiba di Jatinegara Kaum, bersama pengikut dan keturunannya, Pangeran Jayakarta membangun Masjid Jami Assalafiyah.
Pada masanya, masjid tersebut dibangun sederhana dan didominasi oleh kayu. Rumah ibadah tersebut menjadi lokasi syiar Islam cukup terkenal.
Baca juga: Pengurus Masjid Luar Batang Sebar Info Penutupan Aktivitas Ziarah Hingga ke Warga Luar Jakarta
Masjid Jami Assalafiyah menjadi tempat berkumpulnya Pangeran Jayakarta beserta pengikutnya untuk mengatur strategi perang melawan Belanda.
"Masjid itu bukan saja untuk ibadah, namun untuk menyebarkan syiar Islam dan mengatur strategi perang melawan Belanda, mendidik putera-puterinya, mendidik para pengikutnya. Di situ tetap melakukan perang gerilya kepada Belanda," ujar Ketua Masjid Jami Assalafiyah dari tahun 1998 ini.

Arti Nama Masjid Jami Assalafiyah
Dibangun pada tahun 1620, pemberian nama Masjid Jami Assalafiyah rupanya bukan dari Pangeran Jayakarta.
Kala itu, Pangeran Jayakarta yang dikenal dengan nama Achmad Djakerta meminta bantuan kerabatnya yang bernama Pangeran Sageri untuk membangun masjid.
Kemudian setelah selesai pembangunan, nama masjid ini dicetuskan oleh keturunannya.
"Masjid Jami Assalafiyah diberi nama oleh keturunannya dan memiliki arti 'tertua'. Kalau Pangeran Jayakarta di sini namanya Achmad Djakerta," kata Suhendar.