Sisi Lain Metropolitan
Rumah Achmad Soebardjo Dijual Rp200 Miliar, Keluarga: Semoga Dibeli Pemerintah dan Dibuat Museum
Anak sulung mendiang Achmad Soebardjo, Laksmi Pudjiwati Insia (85) menaruh harapan agar pemerintah bisa membeli rumah keluarganya untuk dilestarikan
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
"Waktu Jepang masuk, itu banyak rumah yang kosong karena Belanda-Belanda (orang) dipenjara sama Jepang. Jadi banyak rumah kosong," ungkapnya kepada TribunJakarta.com Jumat (16/4/2021).
Laksmi melanjutkan Achmad Soebardjo dan anak-anaknya kemudian berkeliling melihat-lihat sejumlah rumah yang kosong itu. Mendiang Achmad Soebardjo memutuskan untuk pindah lantaran rumah yang ditempatinya saat itu lebih kecil.
Sampai suatu ketika, mereka menemukan sebuah rumah kosong berlanggam kolonial era 1800-an di tepi Jalan Cikini Raya. Mereka pun menambatkan hati kepada rumah itu.
"Lalu kita jalan-jalan ke sini (kawasan Cikini) lihat-lihat rumah, rumah ini satu-satunya yang kosong," lanjutnya.
Awalnya, Achmad Soebardjo belum membeli rumah itu. Ia baru menyewa kepada pemiliknya, seorang Belanda.
Baca juga: Tertimpa Reruntuhan Tembok, 2 Pekerja Proyek Bangunan Meninggal Dunia di Tanah Abang
Laksmi tak ingat nama orang Belanda itu. Yang jelas, rumah ini sudah dibangun sejak tahun 1800-an dan sudah dihuni beberapa kali oleh orang asing.
Keluarga Achmad Soebardjo menyewa rumah itu sampai sekitar tahun 1960-an. Setelah itu, pemiliknya memutuskan untuk menjualnya kepada Achmad Soebardjo.
"Orang Belanda itu mau jual, terus kita beli rumahnya," tambahnya.
Laksmi menuturkan ketika ayahnya diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, Soebardjo membelinya dengan cara mencicil lantaran pemiliknya akan pulang ke Belanda.
Akhirnya, rumah itu pun lunas dan menjadi rumah keluarga Achmad Soebardjo sampai sekarang.
"Ayah saya enggak mau minta rumah kepada pemerintah. Kami anak-anaknya yang sudah bisa kerja membantu juga mencicil atau urunan. Jadi waktu itu masih murah ya harganya," kenangnya.
Ada banyak sekali kenangan yang tak bisa dibeberkan satu per satu oleh Laksmi tentang rumah ini kepada TribunJakarta.com lantaran waktu yang terbatas.
Kini, rumah yang sempat dijadikan Kantor Kementrian Luar Negeri pertama RI itu dijual.
Kita bisa melihatnya di akun media sosial @kristohouse.
Dalam iklan itu tertera harga jual dari rumah Achmad Soebardjo seharga Rp 200 miliar dengan luas 2.916 meter dan luas bangunan 1.676 meter. Laksmi mengatakan rumah ini bukan milik pemerintah melainkan pribadi. Ia memegang Sertifikat Hak Milik (SHM) rumah tersebut.
Dalam iklan itu juga tertulis bahwa gedung ini potensial untuk dibangun 8 lantai lantaran masuk ke dalam zona komersil.
Laksmi mengatakan biaya perawatan rumah megah bergaya kolonial ini terbilang besar sehingga pihak keluarga lama-lama sulit merawatnya lalu memutuskan untuk menjualnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/rumah-achmad-soebardjo-2.jpg)