Tangis Olivia Zalianty Pecah saat Mengingat Pesan Terakhir Radhar Panca Dahana
Artis Olivia Zalianty menjadi salah satu orang yang merasa terpukul atas meninggalnya budayawan dan sastrawan Radhar Panca Dahana.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
"Dan mungkin dalam bulan lalu kami bertemu lagi untuk mendiskusikan satu pementasan lagi, tetapi dia beliau ingin dari bibit-bibit Teater Kosong ini yang menjadi sutradaranya masing-masing. Beliau hanya mementori. Karena beliau menyampaikan keapda kami bahwa ini sudah saatnya estafet itu berjalan," papar Olivia sambil meneteskan air mata.
Bukan hanya dalam hal teater, Olivia juga salut dengan cara hidup Radhar yang bisa bertahan selama 20 tahun lebih melawan bermacam penyakit di dalam tubuhnya.
Seminggu tiga kali Radhar menjalani terapi cuci darah selama 21 tahun terakhir.
Selama itu pula Radhar tidak berhenti dan terus bergerilya menggerakkan kesenian.
"Kalau tidak, bagiamana beliau bisa melebihi orang-orang biasa seperti kita lihat cuci darah sudah 20 tahunan. Belum pernah ada sejarahnya di Indoensia bahkan di dunia itu ada orang yang bisa betahan selama itu," ujarnya.
Sebagai murid, Olivia bertekad meneruskan tongkat estafet yang sudah dipegangnya.
"Saya sangat menghormati beliau, sangat mengagumi beliau sebagai ketokohannya, sebagai perjuangannya, yang tidak pernah padam. Saya rasa sampai akhir hayatnya memperjuangkan kebuadayaan."
"Dan beliau banyak mengajarkan saya tentang kehidupan, kebudayaan dan tentu saja kemanusiaan itu sendiri. Mudah-mudahan kita sebagai kawan-kawannya untuk menghormati beliau kita bisa wujudkan cita-cita beliau," pungkas Olivia.
Seperti diketahui, sang budayawan dan sastrawan Radhar Panca Dahana menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada pukul 20.30 WIB, Kamis (22/4/2011).
Radhar wafat karena penyakit komplikasi yang dideritanya sejak lama.
Jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. (*)