Ziarah Makam
Berziarah ke Keramat Tajug, Makam TB Muhammad Atif, Penyebar Islam Pertama di Tangsel
Keramat Tajug merupakan sebuah kompleks taman pemakaman bukan umum (TPBU) di Jalan Raya Serpong
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Hal itu diungkapkan oleh TB Sos Rendra, Sejarawan Tangsel, sekaligus keturunan ke-8 TB Muhammad Atif, saat ditemui di Keramat Tajug, Minggu (9/5/2021).
Pada tahun 1667, TB Atif diutus ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa, yang merupakan sultan keenam Kesultanan Banten, untuk menyebarkan agama Islam, ke wilayah Tangsel.
Pengutusan TB Atif ke wilayah Tangsel juga merupakan amanah Syarif Hidayatullah, atau yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, bagian dari Wali Songo.
Baca juga: Ketum KNPI: Kepedulian Terhadap Sesama Keluarga Besar HMI Sangat Diperlukan
Baca juga: Ketum KNPI: Kepedulian Terhadap Sesama Keluarga Besar HMI Sangat Diperlukan
Syarif Hidayatullah adalah orang pertama yang menyebarkan Islam di tanah Banten.

Saat itu, tugas TB Atif juga membantu warga Tangsel memerangi Belanda yang masih menjajah Nusantara.
"Maka diutus lah Tubagus Afif bin Sultan Ageng Tirtayasa sebagai panglima perang Kesultanan Banten untuk, satu, menyebarkan agama islam sesuai amanat leluhur Syarif Hidayatullah. Kedua memerangi Belanda, membantu masyarakat," papar Sos Rendra.
Sejarah Tajug
Pada misi penyebaran Islamnya, TB Atif membangun musala atau Tajug.
Posisinya berada di antara sawah dan Kali Jaletreng. Hal itu bertujuan agar warga mudah beribadah usai bekerja. Ukurannya tidak terlalu besar, sekira 10x10 meter.
"Jadi di buat tajug diantara sawah dan kali. Supaya kalau ibadah dekat, turun," ujar Sos Rendra.
Namun, duka menyerang TB Atif kala, adik tercintanya Ratu Ayu meninggal dunia.
Saking sayangnya, TB Atif memakamkan adiknya itu di dalam tajug.
Baca juga: Terpaksa Lebaran di Tengah Pengungsian, Korban Kebakaran Kapuk Muara: Ini Super Sedih
"Saking cintanya kepada sang Adik, bapaknya lagi perang, adiknya meninggal di bawa ke sini. Dimakamkan di dalam Keramat Tajug itu namanya," ujarnya.
Pada tahun 1721, TB Atif menyusul adiknya dan dimakamkab persis di sebelahnya.
"Kemudian dia pesan juga ke anak istri, kalau sudah tidak ada umur makamkan juga saya di makam tajug itu," ujarnya.
