2,2 Juta Orang Serbu Jakarta Selama Periode Larangan Mudik, Wagub Ariza: Jakarta Sudah Cukup Padat
Sebanyak 2,2 juta orang dari daerah masuk ke Jakarta selama masa larangan mudik sejak 6 Mei 2021 lalu.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sebanyak 2,2 juta orang dari daerah masuk ke Jakarta selama masa larangan mudik sejak 6 Mei 2021 lalu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, jutaan orang ini masuk Ibu Kota menggunakan kendaran pribadi dan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
“Ada 2.244.270 orang masuk Jakarta sejak 6 Mei hingga 15 Mei kemarin. Sebanyak 2.244.096 orang menggunakan kendaraan pribadi dan 174 orang naik Bus AKAP,” ucapnya, Senin (17/5/2021).
Fenomena warga pendatang menyerbu DKI Jakarta usai hari raya lebaran memang sudah menjadi tradisi.
Biasanya mereka nekat ke Jakarta untuk mengadu nasib, mencari pekerjaan yang lebih layak.
Ariza pun meminta warga DKI yang mudik untuk tidak membawa sanak keluarga atau teman satu kampungnya ke Ibu Kota.
“Kami mohon maaf bagi yang kembali ke Jakarta untuk tidak membawa, seperti tahun-tahun selama ini, dari dulu setiap habis lebaran itu yang pulang kampung membawa temannya, saudaranya ke Jakarta,” ujarnya.
Politisi Gerindra ini menambahkan, saat ini kondisi perekonomian di Jakarta belum sepenuhnya pulih imbas pandemi Covid-19 yang sudah melanda sejak setahun terakhir.
Baca juga: Harga Resmi dan Tarif Pelayanan Vaksin Gotong Royong Sinopharm, Ini Efek yang Dapat Ditimbulkan
Baca juga: Polsek Kelapa Gading Buka Posko Swab Antigen Bagi Warga yang Baru Tiba dari Mudik Lebaran
Baca juga: Kuasa Hukum Munarman Harap Sidang Dugaan Terorisme Segera Digelar
Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta pun mencatat, angka pengangguran di Ibu Kota pada periode Februari 2021 masih berada di kisaran 8,5 persen.
“Kami mengimbau, menyarankan di Jakarta sudah cukup padat sebagai Ibu Kota. Mari kita bekerja di daerah masing-masing, masih banyak pekerjaan yang bisa kita kerjakan bersama-sama, bersinergi dengan semua,” kata dia.
Terlebih saat ini pandemi Covid-19 juga belum menunjukan tanda-tanda berakhir, meski jutaan warga Jakarta telah divaksin.
Apalagi belakangan muncul kasus mutasi virus corona asal Inggris, India, hingga Afrika Selatan yang ditemukan di DKI Jakarta.
“Semua kita berusaha berjuang untuk melawan Covid dengan berbagai ketentuan, regulasi, menghadirkan aparat, memberikan sanksi,” tuturnya.
“Jadi mohon kesadaran masyarakat untuk menghadirkan protokol kesehatan sebagai sebuah kebutuhan,” tambahnya menjelaskan.
