Antisipasi Virus Corona di DKI

Darurat Covid-19, Jakarta Butuh 2.156 Tenaga Kesehatan Tambahan dan 5.139 Vaksinator

Ibu Kota DKI Jakarta masih membutuhkan tenaga kesehatan tambahan untuk menanggulangi wabah Covid-19.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI
Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat ditemui di Balai Kota, Rabu (7/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ibu Kota DKI Jakarta masih membutuhkan tenaga kesehatan tambahan untuk menanggulangi wabah Covid-19.

Kepada wartawan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemprov DKI berencana untuk meningkatkan sejumlah fasilitas kesehatan termaksud dengan jumlah tenaga kesehatan.

"Pokoknya jumlah nakes kita tingkatkan, jumlah tenaga kesehatan kebutuhan nakes ini sedang ditambah. Tenaga profesional ini butuh lagi 2.156 (tenaga kesehatan). Untuk tenaga vaksinator, perlu ditambah lagi 5.139 ya, jadi semuanya akan kita tambah," kata Riza, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (29/6/2021).

Setidaknya, sebanyak 2.159 tenaga kesehatan tambahan dibutuhkan bersama dengan 5.139 tenaga vaksinator untuk menangani Covid-19 di Jakarta.

Selain itu, kata Riza beberapa fasilitas kesehatan lainnya juga bakal segera ditambah.

Meliputi rumah sakit rujukan, okupansi tempat tidur di rumah sakit, ruang ICU, lab, ketersediaan vitamin, obat-obatan, dan juga masker.

Meski begitu, Riza menekankan bahwa penambahan fasilitas kesehatan dari pemerintah saja seolah tidak cukup untuk menangani masalah Covid-19.

Dengan melonjaknya kasus di DKI Jakarta saat ini, menurutnya dibutuhkan penanganan dari hulu dengan masyarakat tetap berada di rumah saja.

Selain itu, disiplin protokol kesehatan juga penting untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

"Itu yang (harus) kita lakukan sehari-hari. Apalagi sekarang ada varian baru yang sudah sangat cepat menular dan berbahaya,"

"Secepat dan sebaik apapun fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah, kalau masyarakat tidak disiplin tidak ada artinya. Jadi kunci utama adalah disiplin pada masyarakat terapkan protokol kesehatan. Tetap di rumah, kalau itu dilakukan tidak perlu lagi ada penambahan fasilitas oleh pemerintah karena angkanya akan turun. Kenapa angkanya naik, ya karena masyarakatnya tidak disiplin," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved