Kisah Pembuat Peti Mati Nyaris Bekerja 24 Jam Setelah Pesanan Meningkat 1.000 Persen
Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia terutama di Jabodetabek membuat pembuat peti mati kebanjiran pesanan. Ini kisah pembuat peti mati asal Serang
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia terutama di Jabodetabek membuat pembuat peti mati kebanjiran pesanan.
Satu diantaranya yakni pembuat peti jenazah asal Waringin Kurung, Kabupaten Serang bernama Aan.
Ia mengatakan peningkatan pesanan peti jenazah mencapai 1.000 persen.
Toko milik Aan kini telah pindah ke kawasan Jakarta Timur.
Aan bercerita adanya pesanan 100 peti jenazah dari Pemprov Banten.
Namun, permintaan itu belum dapat dilayani karena keterbatasan bahan baku.
Baca juga: Misteri Hilangnya 7 Jenazah dari Makam Khusus Covid-19: Tersisa Peti Mati, Sandal Jepit Tertinggal
"Bukan karena karyawannya, kami bekerja hampir 24 jam," ujar Aan saat dihubungi TribunBanten.com, Selasa (6/7/2021).
Meningkatnya pesanan peti jenazah itu membuat Aan dan pekerjanya harus bekerja ekstra.
Aan memiliki tiga tempat pembuatan peti jenazah, yaitu di Bekasi, Tangerang, dan Jakarta Timur.
"Kebetulan sudah pindah dari Waringin Kurung, tapi kalau untuk pesanan, kami kirim ke Serang-Cilegon juga," katanya.

Aaan mengaku setiap hari rata-rata ada pesanan 50-100 peti jenazah.
Begitu selesai, Aan langsung mengirimkan pesanan.
"Kalau tidak langsung dikirim, khawatir barang diambil sama yang lain," ucapnya.
Permintaan peti jenazah yang melonjak membuat harganya pun naik.
Baca juga: Perajin Peti Jenazah Covid-19 Kewalahan, Permintaan Meningkat: Pesanan Sampai 40 per Hari