Sisi Lain Metropolitan
Kisah Bayi Penderita Mikrosefalus & Epilepsi di Penjaringan: Pakai Selang di Hidung untuk Minum Susu
Ima menceritakan kisah perjuangan untuk menghidupi Kenzi. Kenzi dibantu dengan alat ketika bernafas. Selang urine kateter pun terpasang di tubuh Kenzi
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
"Ia diajarin untuk tengkurap dan duduk. Diajak berkomunikasi agar merangsang otak dia," tambahnya.
Terkendala Biaya
Mulyadi dan Ima mengaku terkendala biaya untuk memenuhi kebutuhan susu medis khusus anaknya itu.
Apalagi, susu tersebut susah dicari di pasaran.
Harga agen untuk satu kaleng susu medis Ketokal ukuran 300 gram seharga Rp 360 ribu.

Sementara di online, harga susu tersebut bisa 2 kali lipat sekitar Rp 700-an ribu.
Dalam satu bulan, Kenzi menghabiskan kurang lebih 15 kaleng susu.
Sebab, lanjut Ima, satu kaleng susu habis dalam waktu dua hari.
"Sekali minum itu 4 takaran, 125 ml. 8 kali minum dalam 24 jam," katanya.
Penghasilan Mulyadi sebagai Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelurahan Penjaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan susu khusus anaknya.
Ima melanjutkan mereka harus menghabiskan kurang lebih sekitar 6 juta dalam satu bulan.
Baca juga: Gadis Tulang Punggung Keluarga Dibakar Kekasih hingga Hangus, Potongan Kain Batik Jadi Petunjuk
Beruntung, saat ini ada banyak pihak yang peduli dengan Kenzi.
Dinas Sosial, Kelurahan, Kecamatan, rekan-rekan PPSU dan pihak-pihak lainnya membantu untuk memenuhi kebutuhan susu medis itu.
Akan tetapi, bantuan itu masih bersifat sementara.
Sumbangan susu medis itu pun akan berangsur habis.
Ia berharap agar pemerintah dapat memfasilitasi para penderita epilepsi intraktabel seperti Kenzi terutama dalam pemenuhan susu medis secara berkelanjutan.