Persija Jakarta

Bambang Pamungkas Akui Tak Nyaman Dipanggil Legenda, Manajer Persija Jakarta: Cukup Mantan Pemain

Setelah resmi memutuskan gantung sepatu pada tahun 2019 lalu, tak ayal banyak yang menyebut Bambang Pamungkas sebagai salah satu legenda sepak bola.

Editor: Elga H Putra
INSTAGRAM.COM/PERSIJAJKT
Bambang Pamungkas telah mencetak 200 gol untuk Persija Jakarta setelah membobol gawang Borneo FC, Sabtu (29/6/2019). Meski memiliki karir cemerlang, Bepe tak mau dipanggil dengan sebutan legenda. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah resmi memutuskan gantung sepatu pada tahun 2019 lalu, tak ayal banyak yang menyebut Bambang Pamungkas sebagai salah satu legenda sepak bola tanah air.

Hal itu terbilang wajar bagi banyak pihak karena kualitas Bambang Pamungkas tak perlu diragukan lagi, baik di level timnas maupun klub yang dibelanya.

Di level klub Bambang Pamungkas sudah begitu lekat dengan Persija Jakarta.

Nomor 20 di Macan Kemayoran seolah sudah identik dengan sosok pemain yang dikenal dengan nama Bepe ini.

Wajar saja bila sampai saat ini, meski sudah ditinggalkan Bepe tak ada pemain lain yang berani menggunakan nomor keramat itu di Persija Jakarta.

Selain itu masih ada sejumlah prestasi lain yang ditorehkan Bambang Pamungkas bersama Persija Jakarta.

Antara lain Bambang Pamungkas adalah satu-satunya pemain yang merasakan dua gelar Liga Indonesia bersama Persija.

Bambang Pamungkas merasakan gelar manisnya di Persija Jakarta itu pada awal masa karirnya tahun 2001 dan nyaris di penghujung karirnya pada tahun 2018.

Baca juga: Gembira Liga 1 2021 Bergulir, Striker Persija Marko Simic Sebut Kabar Baik Buat Warga Jakarta

Bambang Pamungkas juga sudah menembus toatal 200 gol bersama Persija di semua kompetisi.

Torehan itu membuat Bepe mencetak rekor sebagai pemain dengan koleksi gol terbanyak untuk satu klub di Indonesia.

Musim terbaik Bambang Pamungkas sebagai penyerang adalah tahun 1999/2000 kala dia sukses menjadi top skor Liga Indonesia dengan torehan 24 gol di musim debutnya bersama Persija Jakarta.

Sempat berkonflik dengan manajemen hingga akhirnya hijrah ke Pelita Bandung Raya pada tahun 2014, namun rasa cintanya dengan Macan Kemayoran membuat Bambang kembali menjadi bagian dari Persija Jakarta hingga pensiun.

Sukses Berkarir di Negeri Orang

Moncernya karir Bambang Pamungkas tak hanya di dalam negeri.

Saat berkarir di Malaysia dengan membela Selangor FA pada tahun 2005, Bepe langsung membuat Selangor FA meraih treble winners yakni, Malaysia Premier League (kasta kedua liga Malaysia), Piala Malaysia, dan Piala FA Malaysia.

Pada musim yang sama, Bambang juga meraih gelar top skor Malaysia Premier League dengan torehan 23 gol dan juga pemain terbaik Piala Malaysia.

Alfriyanto Nico (tengah) berfoto bersama Marko Simic dan Bambang Pamungkas
Alfriyanto Nico (tengah) berfoto bersama Marko Simic dan Bambang Pamungkas (Media Persija)

Pemegang Rekor Penampilan dan Top Skor di Timnas Indonesia

Penampilan ciamik Bambang Pamungkas tak hanya di level klub.

Di timnas Indonesia, Bepe juga begitu melegenda.

Bepe menjadi pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak untuk timnas Indonesia.

Sejak debut pada 1999, Bepe sudah tampil sebanyak 85 kali.

Sejumlah turnamen besar yang pernah diikuti Bepe yakni SEA Games 1999, Kualifikasi Piala Asia 2000, Kualifikasi Piala Dunia 2002 dan 2014, Piala Asia 2007, dan dua kali Piala AFF (2008 & 2010).

Selain itu, Bambang Pamungkas juga berstatus sebagai top skor timnas Indonesia dengan torehan 36 gol.

Baca juga: Cara Berkelas Presiden Persija Jawab Kritik Jakmania, Minta Masukan Bepe:Sikapi dengan Kepala Dingin

Tak Nyaman Disebut Legenda

Namun dengan sejumlah pencapaian fenomenalnya itu, Bambang Pamungkas mengaku tak nyaman bila disebut dengan panggilan legenda.

Hal itu terungkap saat Bambang Pamungkas menjadi tamu di akun Youtube Persija Jakarta.

"(panggilan legenda) itu senenernya kalimat yang paling buat gue kurang nyaman," kata Bepe dilansir TribunJakarta dari Youtube Persija Jakarta, Rabu (4/8/2021).

Bepe menyebut dirinya cukup dipanggil dengan sebutan mantan pemain saja, ketimbang harus ditambahkan dengan embel-embel legenda.

"Bahkan sudah sering disampaikan bisa ga kalau nama gue ditulis cukup mantan pemain nasional aja atau mantan pemain persija udah cukup.

Pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas (kedua kiri) didampingi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan seremoni perpisahan usai laga Persija melawan Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019) malam. Laga tersebut merupakan laga resmi terakhir Bepe bersama Persija Jakarta setelah ia mengumumkan pensiun sebagai pesepak bola profesional. Dalam laga ini, Persija Jakarta harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 1-2.
Pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas (kedua kiri) didampingi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan seremoni perpisahan usai laga Persija melawan Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019) malam. Laga tersebut merupakan laga resmi terakhir Bepe bersama Persija Jakarta setelah ia mengumumkan pensiun sebagai pesepak bola profesional. Dalam laga ini, Persija Jakarta harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 1-2. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Bagi gue kurang nyaman aja itu (dipanggil legenda)," kata Bambang Pamungkas.

Bagikan Tips Jago Sundulan

Semasa masih aktif bermain, mantan bomber Persija Jakarta, Bambang Pamungkas dikenal sebagai penyerang yang merupakan raja sundulan.

Meski postur tubuhnya yang terlalu tinggi, kepiawaian Bambang Pamungkas dalam urusan duel udara tak perlu diragukan.

Sudah begitu banyak gol yang berhasil dihasilkan oleh pemain asal Salatiga, Jawa Tengah itu yang berasal dari tandukan kepalanya.

Baik saat membela klub ataupun berseragam tim nasional.

Baca juga: Cerita Bambang Pamungkas Awal Gabung Persija, Minta Syarat Terkesan Songong tapi Mampu jadi Top Skor

Pria yang identik dengan nomor 20 ini pun membagikan tips bagaimana dia bisa ciamik saat berduel bola udara.

Bambang Pamungkas menyebut bahwa untuk memenangi duel udara bukan sekadar mengandalkan lompatan yang tinggi.

"Begini, sedikit berbagi tips ya, bahwa memang untuk menang duel udara itu tidak bergantung seberapa tinggi melompat," kata Bambang Pamungkas dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Persija Jakarta, Selasa (3/8/2021).

Menurut Bambang Pamungkas, yang lebih penting ketika berduel udara yaitu waktu kapan ketika harus melompat ketimbang sejauh mana lompatan yang dilakukan.

Pemain Persib Bandung, Dias Angga Putra (kanan) berebut bola dengan pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas (kiri) pada lanjutan liga Indonesia Soccer Champhionship di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (16/7/2016). Tuan rumah Persib Bandung ditahan imbang 0-0 oleh Persija Jakarta.
Pemain Persib Bandung, Dias Angga Putra (kanan) berebut bola dengan pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas (kiri) pada lanjutan liga Indonesia Soccer Champhionship di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (16/7/2016). Tuan rumah Persib Bandung ditahan imbang 0-0 oleh Persija Jakarta. (Super Ball/Feri Setiawan)

"Kadang-kadang ada orang yang lompatnya tinggi tapi karena lompatnya terburu-buru sehingga ketika bola sampai dia sudah turun," terang pemain yang karib disapa Bepe ini.

Diakui Bepe, bukan perkara gampang menentukan waktu yang tepat untuk menyambut bola di udara.

"Yang paling susah adalah mencari waktu yang tepat kapan kita harus melompat.

Ketika bola sampai pas di atas kita pas sampai di titik tertinggi melompat, kesannya yang lain sudah turun kita masih di situ (di atas).

Sehingga ada orang yang merasa badannya tinggi dia melompat duluan, padahal ketika bola sampai dia sudah turun," beber Bambang Pamungkas.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved