Sisi Lain Metropolitan
Kisah Petani Asal Cirebon Jadi Tukang Bendera Musiman di Jakarta, Mengadu Nasib Demi Anak Istri
Tiga tahun terakhir, di momen menjelang HUT Kemerdekaan RI, Sukron selalu merantau ke Ibu Kota untuk mengadu nasib sebagai penjual bendera musiman.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Banyaknya tukang bendera musiman yang berseliweran di jalanan Ibu Kota belakangan ini menandakan peringatan HUT Kemerdekaan RI sudah dekat.
Menggunakan gerobak kayu, para penjual bendera musiman ini mulai berkeliling menerjang terik dan debu, memasuki permukiman sambil menawarkan Merah Putih yang menjadi identitas bangsa.
Dari sekian banyak yang sudah mulai berseliweran, salah satunya ialah Sukron (40).
Siang ini, sekitar pukul 13.00 WIB, saat sedang melintas di Jalan Rawa Bebek Selatan, Sukron dipanggil salah seorang warga setempat.
Seorang pria paruh baya berbaju kaos dan bercelana pendek keluar dari rumahnya, melihat-lihat barang dagangan Sukron yang terdiri dari tiang-tiang bambu dan bendera Merah Putih berbagai ukuran.
Dalam hitungan menit, pria itu mulai menambatkan pilihannya.
Ia membeli tiang bambu yang langsung diikatkan bendera Merah Putih berukuran 1,2 meter.
"Ini harusnya Rp 70 ribu, tapi orangnya nawar Rp 60 ribu kita kasih," kata Sukron sembari menerima uang tunai dari pelanggan pertamanya di hari ini, Kamis (5/8/2021).
Gerobak Sukron berisi bendera Merah Putih berbagai ukuran dengan kisaran harga Rp 5 ribu-Rp 250 ribu.
100 bambu yang telah dicat warna merah-putih juga membuat gerobaknya makin semarak.
Sukron sudah berkeliling sejak pagi tadi.
Dia tak mau berhenti mencari pelanggan jika waktu berkelilingnya belum sampai 12 jam.
"Setiap hari saya berangkat dari jam 7 pagi, pulangnya jam 7 malam. Dagangan seringnya nggak habis, tapi mau gimana, namanya juga orang usaha," ucap Sukron.
Sukron ternyata bukan warga asli DKI Jakarta.