Olimpiade Tokyo 2020

Jalan Panjang Tim Angkat Besi Indonesia Torehkan Hasil Manis di Olimpiade Tokyo 2020, Ini Rahasianya

Sejak Olimpiade tahun 2000, atlet-atlet dari cabang olahraga angkat besi tak pernah absen memberikan medali Olimpiade untuk Indonesia. 

Editor: Wahyu Septiana
NOC INDONESIA via Tribun Padang
Atlet angkat besi, Rahmat Erwin Abdullah, mempersembahkan medali ketiga bagi Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020. Sejak Olimpiade tahun 2000, atlet-atlet dari cabang olahraga angkat besi tak pernah absen memberikan medali Olimpiade untuk Indonesia.  

Dirdja menjelaskan banyak evaluasi yang mereka dapatkan dari kejuaraan Asia Mei lalu.

Misalnya, parameter power untuk seorang Windy yang berhasil meraih medali perunggu.

"Kemarin dia melakukan angkatan clean and jerk di luar kemampuan dia pada latihan sehari-hari, misalnya di 108 kg."

Baca juga: Angkat Besi Kembali Sumbang Medali untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo, Diraih Rahmat Erwin Abdullah

"Angkatan 110 kg itu di luar kemampuan dia sebetulnya. Namun, lewat kejuaraan di Uzbekistan kami evaluasi terutama parameter power-nya."

"Di snatch lebih ke teknik. Basic power kami perkuat, teknik sempurna, berdiri dibenahi, itu sulit didapat maka latihannya ditambah."

"Kemarin tiga kesempatan di snatch, tiga kesempatan di clean and jerk berhasil," tambahnya.

Begitu pula dengan Rahmat, lifter peraih medali perunggu.

Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah tanding di kelas 73 KG.  Lifter angkat besi Indonesia Rahmat Erwin Abdullah akan bertanding pada Olimpiade Tokyo 2020 pada hari ini, Rabu (28/7/2021).
Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah tanding di kelas 73 KG. Lifter angkat besi Indonesia Rahmat Erwin Abdullah akan bertanding pada Olimpiade Tokyo 2020 pada hari ini, Rabu (28/7/2021). (GARRY LOTULUNG/KOMPAS.COM)

Teknik dan fokus dibenahi oleh tim pelatih.

"Fokus tiga kali angkatan, tiga kali berhasil. Anggap angkatan pertama adalah angkatan yang terakhir."

"Urusan strategi itu kamilah, yang penting atlet fokus tiga kali angkatan."

"Bicara angkatan snatch, ini lebih ke teknik yang mesti sempurna. Makanya kemarin Windy dan Rahmat kami bebani ke teknik dulu."

"Ibaratnya, teknik 60 persen, power 40 persen. Kecuali seorang Eko yang power-nya 80 persen, teknik 20 persen karena dia sudah empat kali Olimpiade."

"Dia lebih ke tenaga yang ditambah," terangnya.

Atlet Indonesia Eko Yuli Irawan bertanding dalam kompetisi angkat besi 61kg putra pada Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum di Tokyo pada 25 Juli 2021.
Atlet Indonesia Eko Yuli Irawan bertanding dalam kompetisi angkat besi 61kg putra pada Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum di Tokyo pada 25 Juli 2021. (VINCENZO PINTO / AFP)

Sementara itu, lewat kejuaran angkat besi Asia, mereka menemukan manfaat lain yaitu atmosfer pertandingan yang tak jauh berbeda.

"Itu sangat bermanfaat untuk atmosfer pertandingan."

"Itu sama dengan Olimpiade Tokyo bertanding di tengah pandemi, tanpa penonton, ruang lingkupnya dibatasi. Jadi di Tokyo sudah siap dan sudah adaptasi," sambungnya.

Adapun usai Olimpiade Tokyo, tim pelatih akan langsung mempersiapkan atlet guna meraih medali emas di Olimpiade 2024 nanti. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved