HUT Kemerdekaan RI

Napak Tilas Kemerdekaan RI, Simak 6 Lokasi Bersejarah di Jakarta

Di Ibu Kota DKI Jakarta, setidaknya enam tempat bersejarah yang bisa kamu kunjungi untuk napak tilas Kemerdekaan RI.

Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM/LITA FEBRIANI
Napak Tilas Kemerdekaan RI, Simak 6 Lokasi Bersejarah di Jakarta 

TRIBUNJAKARTA.COMIndonesia akan memperingati HUT Kemerdekaan ke-76 pada Selasa (17/8/2021).

Untuk itu, perjuangan pahlawan saat merebut kemerdekaan Indonesia memang layak dikenang.

Satu di antara cara mengenang perjuangan para peraih kemerdekaan bisa dengan melakukan napak tilas di sejumlah tempat bersejarah.

Di Ibu Kota DKI Jakarta, enam tempat bersejarah yang bisa kamu kunjungi.

Berikut enam tempat bersejarah dirangkum TribunJakarta:

Bendera Merah Putih panjang yang dibuat warga Pulau Ternate Alor Nusa Tenggara Timur.
Bendera Merah Putih panjang yang dibuat warga Pulau Ternate Alor Nusa Tenggara Timur. (ISTIMEWA)

1. Monumen Nasional

Monumen Nasional biasa dikenal dengan sebutan Monas

Monas berlokasi di pusat Kota Jakarta, tepatnya di tengah Lapangan Merdeka, Jakarta Pusat.

Bagian atas Monas setinggi 132 meter ini, dibuat seperti api yang berkobar.

Monas resmi dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975 silam, hingga saat ini masih dikelola dengan baik.

Monas masih ditutup hingga hari ini. Penutupan dilakukan dalam rangka sterilisasi dalam upaya pencegahan virus Corona.
Monas masih ditutup hingga hari ini. Penutupan dilakukan dalam rangka sterilisasi dalam upaya pencegahan virus Corona. (TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana)

Di dalam museum, terdapat puluhan diorama yang menunjukkan sejarah Indonesia dari jaman pra-sejarah hingga orde baru.

Selain itu, naskah asli teks proklamasi kemerdekaan Indonesia juga tersimpan dalam kotak kaca yang ditempatkan di Ruang Kemerdekaan.

Monas memfasilitasi pengunjung dengan Mobil Wisata berkapasitas 13 penumpang secara gratis, dengan catatan hanya rute dari IRTI menuju Pintu Tugu Monas dan sebaliknya, tidak untuk berkeliling kawasan.

Untuk Harga Tiket Masuk (HTM) museum dipatok Rp5000 untuk dewasa dan Rp2000 untuk anak-anak.

Adapun HTM masuk puncak Monas dipatok dengan tarif Rp10 ribu untuk dewasa dan Rp2000 untuk anak-anak.

2. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Museum Proklamasi berlokasi di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat. 

Rumah ini pernah digunakan untuk melakukan perumusan teks proklamasi.

Gedung Proklamasi Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019).
Gedung Proklamasi Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA)

Setelah Soekarno-Hatta dijemput oleh Ahmad Subardjo dari Rumah Rengasdengklok, mereka menuju ke tempat ini dan menyusun teks proklamasi.

Kala itu, rumah yang didiami Laksamana Maeda ini dianggap aman dari pengaruh dan pengawasan angkatan darat Jepang.

Untuk harga tiket masuk dewasa perorangan Rp. 2.000,- dan anak-anak Rp1.000.

Info lebih lanjut bisa klik laman http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mpnp/layanan/ .

3. Gedung Radio Republik Indonesia (RRI)

Radio Republik Indonesia mempunyai peranan penting dalam menyebarkan pemberitaan proklamasi ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa dan Amerika Serikat.

Gedung RRI terletak di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5 Gambir, Jakarta Pusat.

Hingga saat ini, RRI masih mengudara dan memberikan berbagai informasi untuk masyarakat.

4. Lapangan IKADA

Lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta) atau Lapangan Gambir dulunya menjadi pusat kegiatan olahraga.

Di lapangan ini, pertama kalinya Pemerintah Indonesia bertemu dengan masyarakat secara langsung, yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno di mana kemudian dikenal peristiwa "Rapat Raksasa Lapangan Ikada".

Ribuan orang berkumpul untuk memberikan dukungan bagi Pemerintah Indonesia dan menanamkan kepercayaan diri terhadap rakyat Indonesia.

5. Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda berlokasi di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat, dahulunya gedung ini menjadi tempat tinggal para pelajar.

Sejarah Sumpah Pemuda
Sejarah Sumpah Pemuda (TRIBUNNEWS)

Sekarang, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Kramat Nomor 106.

Di dalam bangunan ini, pengunjung dapat melihat patung lilin para tokoh Sumpah Pemuda seperti Muhammad Yamin dan A.K Gani.

Selain itu, terdapat pula patung lilin pencipta lagu kemerdekaan Indonesia, Wage Rudolf Supratman.

Pengunjung harus membayar htm sekitar Rp.2000 dan htm anak-anak Rp.1000, sedangkan untuk harga tiket masuk bagi wisatawan asing sebesar Rp.10.000.

6. Museum Joang 45

Museum Joang 45 atau Gedung Joang 45 beralamat di Jalan Raya Menteng Nomor 31 ini merupakan gedung mewah pada zamannya.

Dengan warna dominan putih, sisa-sisa kemewahan itu menyembul dari marmer yang mengalasi lantainya serta barisan pilar besar di serambi yang menopang atap tingginya.

Gedung terbagi ke dalam 6 area utama. Terdapat sejumlah diorama yang melukiskan suasana Gedung Menteng 31 jelang Kemerdekaan.

Museum Joang 45  di Jalan Menteng Raya nomor 31, Kebon Sirih, Jakarta Pusat
Museum Joang 45 di Jalan Menteng Raya nomor 31, Kebon Sirih, Jakarta Pusat (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Selebihnya, ada setidaknya 2.500 koleksi, baik lukisan, dokumen, dan patung di Gedung Joang 45. Gedung ini juga dilengkapi perpustakaan, ruang pameran, dan ruangan khusus untuk anak-anak Di museum ini tersimpan Mobil REP.1, sedan limosin merek Buick pabrikan Amerika Serikat (1939).

Mobil ini menjadi mobil kepresidenan pertama yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan digunakan oleh Soekarno saat berdinas.

Bagaimana dengan mobil dinas Mohammad Hatta? Ada.

Mobil Hatta sama-sama pabrikan AS, namun mereknya Desoto. Mobil ini mulanya milik Djohan Djohor, paman Hatta.

Mobil dinas Presiden pertama Republik Indonesia Ir.Soekarno, menjadi koleksi di Museum Joang 45.
Mobil dinas Presiden pertama Republik Indonesia Ir.Soekarno, menjadi koleksi di Museum Joang 45. (TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA)

Ada pula mobil Peristiwa Cikini – insiden percobaan pembunuhan Soekarno pada 30 November 1957 – di antara deretan koleksi Gedung Joang 45.

Ada pula koleksi senjata. Salah satunya, senjata laras panjang merk Kirov, kaliber 762 buatan Rusia, dan senjata laras panjang merk Styer kaliber 762 buatan Austria.

Kabarnya, keduanya direbut dari prajurit Jepang di Malang, Jawa Timur. Selain senjata berpeluru, ada senjata anggar bambu yang diklaim merupakan sarana latihan Laskar Putri dalam pendidikan keprajuritan untuk menggunakan senjata tajam dalam pertempuran.

Pakaian Laskar Rakyat yang dipakai sewaktu berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia juga dipamerkan di sini.

Museum Joang 45 buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Harga tiket masuknya sekitar Rp 2.000,- (anak-anak), Rp 3.000,- (mahasiswa) dan Rp 5.000,- (dewasa).

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved