Antisipasi Virus Corona di DKI

Ayah Meninggal Usai Terpapar Covid-19, Keluarga Ismi Dapat Bantuan Biaya Pendidikan dari Pemerintah

Jadi tulang punggung setelah ayahnya tutup usia akibat terpapar Covid-19, Ismi (22) dapat bantuan pendidikan dari pemerintah.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Ismi, anak yatim karena orangtua meninggal akibat terpapar Covid-19 saat diwawancara awak media di Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, Senin (30/8/2021) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM,  CAKUNG - Jadi tulang punggung setelah ayahnya tutup usia akibat terpapar Covid-19, Ismi (22) dapat bantuan pendidikan dari pemerintah.

Kehilangan orangtua memang bukanlah hal yang mudah.

Namun kenyataan itu harus dihadapi lantaran tiap yang bernyawa pasti akan tutup usia.

Ismi, warga Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur menuturkan baru saja kehilangan ayahnya pada akhir Juli 2021 lalu.

Ia beserta tiga adiknya menjadi anak yatim setelah ayahnya wafat karena terpapar Covid-19.

"Mama sama ayah udah pisah lama. Ayah meninggal di rumah sakit karena saturasi oksigennya menurun. Sekarang aku yang urusin adik-adik," katanya kepada awak media, Senin (30/8/2021).

Baca juga: Kelurahan Rawa Terate Data Anak Yatim yang Orangtua Meninggal Karena Terpapar Covid-19

Sebenarnya, sedari dua tahun lalu ia sudah menjadi tulang punggung keluarga.

Hal ini lantaran ayahnya sudah tak bekerja dan biaya kehidupannya didapat dari hasil jerih payahnya bekerja sebagai cleaning service.

Kementerian PPPA berikan bantuan alat tulis kepada perwakilan keluarga yang menjadi anak yatim dan yatim piatu setelah orangtua mereka meninggal akibat Covid-19, di Kelurahan Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (18/8/2021).
Kementerian PPPA berikan bantuan alat tulis kepada perwakilan keluarga yang menjadi anak yatim dan yatim piatu setelah orangtua mereka meninggal akibat Covid-19, di Kelurahan Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (18/8/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH)

"Aku kerja kan jadi CS tapi ikut yayasan. Gaji enggak UMR, tapi untuk sehari-hari masih cukup," jelasnya.

Namun beberapa waktu ayahnya masih sering membantu biaya kehidupan ia dan adik-adiknya dari hasil bekerja serabutan.

Sayangnya, setelah sang ayah tutup usia, Ismi kian kesulitan menutupi biaya adik-adiknya.

Terlebih adik pertamanya, Pijar (16) kini tengah mengenyam pendidikan di sekolah swasta.

Baca juga: Dampak Covid-19, 838 Anak di Kota Tangerang Jadi Yatim Piatu

"Adik aku yang paling besar kelas XI SMK."

"Kemudian yang kedua 10 tahun dan yang kecil 4 tahun."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved