Lapas Tangerang Terbakar
Cerita Rahma Merasa Horor Dengar Iringan Sirine Ambulans Pembawa Korban Kebakaran Lapas Tangerang
Cerita warga Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yang melihat iringan mobil ambulans pembawa jenazah korban kebakaran Lapas Kelas IA Tangerang.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Bising sirine ambulans tak henti-henti membangunkan Rahma (42) dari tidur lelapnya pada Rabu (8/9/2021) Subuh.
Padahal, ia sudah bergantian dengan suami menjaga warung kelontong di Jalan TMP Taruna, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Parade ambulans bergantian masuk ke dalam Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD Kabupaten Tangerang, yang tepat berada di seberang warungnya.
Sampai pukul 08.00 WIB, suara sirine baru mereda. Rentetan ambulans sampai ke giliran yang terakhir.
"Dari pukul 03.00 WIB Subuh, cuma bapak yang jaga. Sampai pukul 08.00 WIB masih terus, datang terus ambulans," ujar Rahma kepada TribunJakarta.com.
Baca juga: Gedung Lapas Kelas 1 Tangerang Berumur 42 Tahun, Menteri Yasonna Duga Listrik Jadi Sumber Kebakaran
Jenis ambulans yang lewat tidak seragam, namun mayoritas berwarna putih.
"Ambulansnya warnanya beda-beda. Ada yang putih, kebanyakan putih," kata dia.

Rahma baru kali ini mendengar bisingnya suara tanda kedaruratan secara berturut-turut itu.
"Ya suaranya berisik, sirinenya kan, ambulans ramai banget," ujar Rahma.
Bahkan saat giliran dirinya jaga warung mulai pukul 06.00 WIB.
Ia menyaksikan 14 ambulans bergiliran masuk ke IPJ RSUD Kabupaten Tangerang, dari arah berbeda.
Hari itu Rahma berjaga dari pukul 06.00 WIB.
Baca juga: Kepanikan Ningsih Saat Tahu Nama Kakaknya Jadi Korban Luka dalam Kebakaran Lapas Tangerang
"Sampai pukul 08.00 WIB ambulans masih berdatangan. Sekali masuk, dari sana tujuh. Dari sini tujuh," kata Rahma.
Nuansa horor terasa, terlebih saat Rahma mengetahui parade ambulans yang melintas itu mengangkut narapidana yang tewas di sel dalam kebakaran hebat di Lapas Kelas 1 Tangerang.
"Ya saya takut, ngeri. Saya tahu kata orang-orang itu korban kebakaran, narapidana yang meninggal," tutur Rahma.

"Dengar ambulannya itu saja bikin takut."
Tercatat, 41 narapidana meninggal dunia akibat kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang.
Semua jenazah itu untuk kepentingan identifikasi, sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sementara delapan narapidana lainnya menderita luka bakar dan saat ini sedang dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang.
Duka Marlinah Tiba saat Subuh
Kabar buruk diterima Marlinah saat Subuh tentang kebakaran hebat di Lapas Kelas 1 Tangerang, Banten, Rabu (8/9/2021) dini hari WIB.
Ia pun langsung bergegas dari rumahnya di Bogor menuju Lapas Kelas 1 Tangerang.
Baca juga: Identitas Lengkap 41 Narapidana Meninggal dalam Kebakaran Hebat di Lapas Tangerang: 2 WNA
Bukan tanpa alasan, adik kandungnya Muhammad Yusuf satu dari 122 tahanan yang berada di Blok C2 lokasi tepatnya kebakaran hebat di Lapas Kelas 1 Tangerang.
"Tadi Subuh tahunya, pas dengar info langsung ke sini saya," ujar Marlinah kepada TribunJakarta.com di RSUD Kabupaten Tangerang, Rabu (8/9/2021).
Marlinah mengatakan, bahwa adiknya telah meninggal dunia akibat peristiwa kebakaran maut ini.

"Saya juga sudah lihat video kebakaran itu dan adik saya sudah gak ada. Dia di lapas C2 itu sudah habis, terus saya langsung ke sini," sambung Marlinah.
Namun, ia menuturkan belum melihat langsung jasad sang adik.
"Belum, makanya saya mau lihat kalau bisa. Kalau enggak bisa ya mau gimana lagi," katanya lirih.
Marlina berharap, proses pengambilan jasad adik kandungnya tidak sulit.
Keluarga ingin sekali memakamkan secepatnya jenazah Muhammad Yusuf.
"Semoga prosedur enggak susah. Mau dimakamin di Kampung Babakan, Bogor. Mudah-mudahan prosedurnya gak ribet," ucap dia.
Jeritan dari Blok Tahanan
Baca juga: Terdengar Jeritan Narapidana saat Lapas Tangerang Terbakar, Ini Cerita Ujang Napi Narkoba
Terungkap cerita horor dari narapidana korban selamat dalam kebakaran hebat di Lapas Kelas 1 Tangerang.
Sumber api di Blok C2 diduga berasal karena korsleting listrik sekira pukul 01.50 WIB.
Tercatat ada 41 narapidana meninggal dunia, 8 narapidana luka bakar, dan 31 luka ringan yang dirawat di klinik Lapas Kelas 1 Tangerang.

Diketahui, 41 jenazah narapidana saat ini sudah dipindahkan dari RSUD Kabupaten Tangerang ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kebakaran menghanguskan Blok C2 yang berisi sembilan kamar yang semuanya berisikan narapidana kasus narkotika.
Di antara mereka, ada beberapa narapidana yang ditahan di Blok C2 sempat melarikan diri dari kobaran api.
Salah satunya Ujang Supriatna, narapidana kasus narkotika yang selamat meski kakinya terbakar api yang sudah mengganas.
Detik-detik Ujang selamat diceritakan ibunya, Nuriati.
Mendengar ada kebakaran di Lapas Tangerang, Nuriati sudah sejak pagi mendatangi posko crisis center di Lapas Kelas 1 Tangerang.
"Anak saya di Blok C nomor 16 yang kebakaran. Anak saya selamat," cerita Nuriati di Lapas Kelas 1 Tangerang, Rabu (8/9/2021).
Baca juga: 41 Korban Tewas Kebakaran Lapas Tangerang Berasal dari Narapidana Narkoba
"Sudah telepon, katanya aman," imbuh dia.
Saat api berkobar hebat, pintu sel Ujang sempat terbuka sehingga tanpa pikir panjang langsung menyelamatkan diri.
Ujang mengaku sempat menginjak-nginjak temannya yang juga hendak melarikan diri dari kobaran api.

"Sebenarnya kebetulan pintunya sedang kebuka, dan dia loncat dan kena kakinya saja kebakaran," kata Nuriati.
"Lari-lari injek orang apa gitu, tapi selamat anak saya sudah teleponan barusan," sambungnya.
Nuriati pusing bukan main mendengar lapas yang dihuni anaknya terbakar sampai menewaskan 41 narapidana.
"Rasanya pingsan saya pingin mati, baru pulang kerja. Telepon semua jeritan. Perasaan saya hancur," aku Nuriati.
"Saya minta tolong keluarga dan tetangga makanya langsung ke sini," ungkapnya.
Saat ini anak Nuriati, Ujang sudah dirawat di Blok F bersama luka ringan lainnya.
"Sudah di Blok F itu tapi semua baju-baju yang habis sudah enggak ada sisa lagi," katanya.
Baca juga: 41 Narapidana Korban Tewas di Lapas Tangerang Bakal Dibawa ke RS Polri Kramat Jati
Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Reynhard Silitonga menyatakan, Lapas Kelas 1 Tangerang terdiri dari 7 blok.
Bagian yang terbakar dan menewaskan puluhan narapidana adalah Blok C2.

Di blok tersebut terdapat ruang aula dan sembilan kamar.
"Jadi di blok ini lah terjadi diduga awal hubungan pendek arus listrik," ujar Reynhard di lokasi.
Total narapidana di Lapas Kelas 1 Tangerang dihuni 2.072 warga binaan.
Pihaknya masih menyelidiki perihal penyebab kematian yang dialami 41 orang itu.
Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran mengatakan, Tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri dikerahkan untuk menyelidiki penyebab kebakaran.
"Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya bersama Satreskrim Polres Metro Tangerang bekerja kerjas untuk mengetahui penyebabnya," ucap Fadil.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti menjelaskan 8 narapidana luka bakar menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang.
"Sisanya ditempatkan sementara di masjid lingkungan Lapas Kelas 1 Tangerang," sambung dia.