Merasakan Kembali Sensasi dan Keunikan Berkirim Kartu Pos di Tengah Modernisasi
Sebuah kantor pos tua masih berdiri kokoh di tengah deretan pertokoan kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Wahyu Septiana
Konon, arsitektur bangunan ini masih asli sejak pertama kali didirikan sampai sekarang.
Karena merasa penasaran dengan sensasi berkirim surat di masa kini, saya mencobanya untuk melakukannya secara langsung.
Bukan sebuah surat yang memiliki banyak untaian kata di dalamnya.
Hanya sebuah kartu pos kecil yang dilengkapi dengan sebuah perangko di atasnya.
Bagi generasi 90-an, mungkin kegiatan mengirim kartu pos menjadi pengalaman yang baru dan bisa dicoba.
Berbeda dengan surat, kartu pos hanya memiliki beberapa garis kecil yang bisa digunakan untuk menuliskan kata-kata.

Sehingga, Anda tak perlu menulis terlalu panjang.
Hanya sedikit ungkapan bagi orang-orang terkasih.
Seperti ungkapan semangat, kerinduan, atau kasih sayang.
Tak lupa, untuk menyertakan alamat di bagian bawahnya.
Juga menempelkan sebuah perangko di atasnya.
Mengirim kartu pos di zaman sekarang, memang memiliki sensasi dan keunikan tersendiri.
Selain menjadi pengalaman baru bagi generasi zaman sekarang, mengirim kartu pos juga bisa menjadi ajang bernostalgia bagi Anda yang lahir di era 60-80-an.
Menurut Hans, kartu pos biasanya tak hanya digunakan untuk berkirim surat.
Baca juga: Nenek di Bekasi Buat Surat Terbuka ke Presiden Jokowi, Minta Keadilan Atas Kasus Dugaan Penganiayaan
Bagi para wisatawan, kartu pos seringkali dijadikan sebagai oleh-oleh jika mereka berkunjung ke Indonesia.
"Turis kalau ke sini, mereka nanya 'kartu post yang gambarnya Indonesia banget apa?' Misalnya Gunung Bromo."
"Itu mereka jadi oleh-oleh."
"Di Eropa, di luar negeri kartu pos jadi oleh-oleh yang paling ditunggu," kata dia.