Alam Rusak karena Bekingi Penambang Emas, Tangis Wily Pecah Lihat Warga Kesulitan Cari Air Bersih
Wily, seorang pria yang pernah membekingi 70 ribu penambang emas liar di Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengaku menyesali perbuatannya.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Septiana
Jadi Tempat Maksiat
Gunung Pongkor sebagai penambangan emas ilegal juga berdampak pada tingginya angka kemaksiatan di wilayah itu.
Baca juga: Cara Kang Dedi Nikmati Hari Libur, Keliling Naik Vespa Minimal Ubah Hidup Satu orang
Mulai dari minuman alkohol, prostitusi sampai bisnis narkoba menjadi ladang subur di kawasan ini.
"Uang banyak tapi tidak berkah."
"Yang didapat hanya hura-hura yang tak terarahkan," kata Wily.
Ia mengaku sempat meraup uang sampai Rp 20 juta per hari dari penambangan emas ilegal di Gunung Pongkor kala itu.
Berubah karena Sianida
Selain ilegal, penambangan emas liar ini menggunakan bahan-bahan berbahaya yang merusak alam.
Salah satunya menggunakan cairan sianida.
Tak tanggung-tanggung sebanyak 1600 kilogram sianida ditaburkan saat itu.
"Bukan hanya mercuri, tapi juga sianida ditaburkan di sungai," kata Wily.
"Sianida ini fungsinya sebagai alat pengolah atau pelicin ke dalam emas agar bisa masuk ke karbon dan menyerap."
"Jadi kalau kita nambang emas itu kita bawa kapur, karbon dan sianida."
Baca juga: Ditinggal Istri Saat Kecelakaan, Pengemis Akhirnya Tenang Saat Diberi Modal Dagang Kerang
"Untuk melepaskan emas dari tanah diserap karbon, nanti dibakar keluar emasnya," ujar Wily menjelaskan proses penggunaan sianida.
Dikatakannya, efek penggunaan sianida membuat ikan yang ada di sungai mati dan warga pun kesulitan air.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/wily-saat-berbincang-dengan.jpg)