Komnas PA Catat Jumlah Keluarga Manusia Silver Saat Pandemi Covid-19 Melonjak
Jumlah keluarga manusia silver yang tercatat Komnas PA di wilayah Provinsi DKI Jakarta sedikitnya 189 orang
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mendapati jumlah keluarga manusia silver yang melibatkan anak dan termasuk bentuk eksploitasi meningkat saat pandemi Covid-19.
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait mengatakan berdasar temuan di lapangan dan data yang dihimpun dari berbagai pihak, jumlah keluarga manusia silver melonjak karena faktor ekonomi.
Dia mencontohkan jumlah keluarga manusia silver di Kota Depok yang meningkat karena banyak warga kehilangan pekerjaan atau penghasilannya berkurang terdampak pandemi Covid-19.
"Di mana banyak anggota masyarakat Depok yang semula berprofesi sebagai pemulung, sopir angkot, dan pedagang kaki lima terpaksa berpindah profesi sebagai keluarga manusia silver," kata Sirait saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Selasa (28/9/2021).
Hingga kini jumlah keluarga manusia silver yang tercatat Komnas PA di wilayah Provinsi DKI Jakarta sedikitnya 189 keluarga, sedangkan di Depok dan Tangerang Selatan tercatat sebanyak 200 keluarga.
Jumlah ini belum termasuk keluarga manusia silver yang tidak terdata sehingga dimungkinkan masih dapat bertambah, terlebih bila masalah tidak segera diselesaikan pemerintah.
Baca juga: Kak Seto Sebut Bayi Silver di Tangsel Runtuhkan Predikat Kota Layak Anak: Kok Sampai Ada Pembiaran
"Masalah sosial kesejahteraan baru ini harus dicari solusi melalui pendekatan kemanusiaan dan akar masalah yang menjadi penyebabnya. Apa itu karena pandemi Covid-19 atau karena masalah kemiskinan yang tak teratasi," ujarnya.
Sirait menuturkan meski termasuk bentuk eksploitasi anak tapi masalah keluarga manusia silver tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan hukum pidana terhadap orangtua.
Alasannya cara tersebut tidak menyelesaikan masalah yang memicu warga menjadi manusia silver, sehingga pemerintah harus mencari solusi jangka panjang penyelesaian masalah.
"Jangan menggunakan pendekatan kriminalitas, tangkap dan tahan lalu dipulangkan ke daerah asal. Ini solusi klasik yang telah terjadi puluhan tahun. Harus dicari solusi melalui pendekatan kemanusiaan dan akar masalah yang menjadi penyebabnya," tuturnya.