Sisi Lain Metropolitan
Warteg Kharisma Bahari Jadi Peluang Bisnis di Hari Tua: dari Karyawan Swasta hingga Jenderal
Waralaba ini pun menjadi salah satu bisnis menjanjikan bagi para pekerja yang sudah berada di pengujung karier.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Yudi mengatakan setiap harinya banyak orang yang ingin mendaftar untuk membeli waralaba WKB.
"Setiap hari ada kisaran 50 orang yang ingin mendaftar. Tapi ini baru mau daftar ya, belum deal," ujarnya di kantor WKB pada Selasa (28/9/2021).
Baca juga: Program Bantuan Langsung Tunai BLT PKL dan Warteg Mulai Dicairkan, Ini Kriteria Pedagang yang Dapat
Bila ingin mendaftar, calon pembeli harus menyiapkan kurang lebih dana sekitar Rp 130 sampai Rp 160 jutaan.
Uang itu digunakan untuk biaya pegawai, pengelola, peralatan dan modal dagang. Yudi akan menyurvei lokasi yang akan dijadikan warteg.
Usai menyurvei, ia baru bisa menilai berapa biaya yang dikeluarkan untuk diubah menjadi warteg.
"Kita harus survei dulu, karena kios itu kadang-kadang ada yang besar dan kecil. Ada juga yang butuh renovasi banyak atau sedikit," ungkapnya.
Namun, uang itu di luar dari biaya sewa tempat. Sebab, harga sewa tempat bervariasi tergantung letaknya.
"Ada yang tempatnya kecil, tapi karena strategis di perkotaan jadi mahal," tambahnya.
Ia mencontohkan dari uang Rp 150 juta yang dikeluarkan untuk membeli waralaba WKB, pembeli biasanya mengeluarkan lagi uang sekitar Rp 50 juta untuk sewa tempat.
Kerja bareng Pengelola
Dalam menjalankan bisnis warteg, investor bekerjasama dengan pengelola warteg.
Mereka berbagi hasil dari keuntungan warteg. Keuntungan mereka biasanya fifty-fifty.
"Contoh dalam sebulan Rp 60 juta. Berarti diitung per bulannya Rp 5 juta. Disisihkan dulu untuk sewa kios, gaji karyawan, bayar listrik dan kebutuhan warung. Sisa bersihnya Rp 10 juta. Si investor dapat Rp 5 juta, si pengelola Rp 5 juta," jelasnya.
Biasanya, Yudi menawarkan pengelola kepada calon investor. Ada juga calon investor yang mendatangkan sendiri pengelola.
"Kami tawarkan juga pengelola dari bapak atau kami? kalau dari dia, nanti kami training," jelasnya.