Sisi Lain Metropolitan
Warteg Kharisma Bahari Jadi Peluang Bisnis di Hari Tua: dari Karyawan Swasta hingga Jenderal
Waralaba ini pun menjadi salah satu bisnis menjanjikan bagi para pekerja yang sudah berada di pengujung karier.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
Sebagian besar karyawan warteg yang direkrut Yudi berasal dari Tegal dan Brebes. Sedangkan pengelola paling banyak dari Tegal. Ia beralasan ingin memberikan lapangan kerja bagi warga di kampungnya.
Namun, hubungan antara pengelola dan calon investor itu 'cocok-cocokkan'.
Misalnya, investor tidak cocok bekerjasama dengan pengelola lantaran jorok, kurang rajin atau tidak jujur. Investor bisa melaporkannya kepada Yudi.
"Bisa komunikasikan dengan kami bahwa nanti kami tegur atau kami ganti," katanya.
Baca juga: Puluhan Pelaku UMKM di Sekitar Bandara Soekarno-Hatta Diguyur Ratusan Juta Rupiah
Tak cuma satu waralaba, investor ada juga yang membeli waralaba WKB dalam jumlah yang banyak.
Ada pembeli yang memiliki sekitar 7 atau 12 Warteg Kharisma Bahari.
Saat ini bermunculan banyak warteg dengan merek lain di Ibu Kota.Agar bisa bersaing, Yudi membuat warteg dengan merek lainnya seperti Warteg Mamoka, Warteg Subsidi dan Warteg Selaras.
"Sekarang bermunculan banyak warteg dengan merek lain berbeda grup dengan WKB. Akhirnya saya bikin merek lain," katanya.
Pensiunan
Sayudi mengatakan rata-rata investor yang membeli waralaba warteg Kharisma Bahari berasal dari para pekerja yang mendekati pensiun.
"Biasanya dari PNS, TNI, Polri, pegawai swasta . Tapi ada juga beberapa mahasiswa yang join bareng-bareng buat usaha warteg," katanya.
Bahkan, ada juga pembeli yang bukan dari orang biasa-biasa saja, melainkan punya jabatan tinggi.
Jenderal polisi, jenderal TNI hingga artis pun juga tertarik berbisnis warteg.
"Sekarang peminat franchise-nya (waralaba) dari kalangan menengah ke atas," tambahnya.