Warga Koja Keracunan Rice Box PSI

Keracunan Rice Box PSI, Ibu Muda di Koja Tak Bisa Menyusui Bayinya Selama Seminggu

Seorang ibu menyusui warga RW 06 Kelurahan Koja termasuk satu dari puluhan korban keracunan nasi kotak atau rice box pemberian PSI.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Irda Nurmaya Sari (19), ibu menyusui warga RW 06 Kelurahan Koja termasuk satu dari puluhan korban keracunan nasi kotak atau rice box pemberian Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Seorang ibu menyusui warga RW 06 Kelurahan Koja termasuk satu dari puluhan korban keracunan nasi kotak atau rice box pemberian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu (24/10/2021) lalu.

Akibat keracunan, ibu muda bernama Irda Nurmaya Sari (19) itu dilarang menyusui bayinya hingga seminggu ke depan.

Maya, sapaan akrabnya, menceritakan, awalnya ia menerima rice box PSI pada Minggu petang sekira pukul 17.00 WIB.

Setelah menyantap makanan dari rice box itu, Maya mulai merasakan pusing dan mual sekitar pukul 21.00 WIB malam harinya.

Baru lah sekitar pukul 23.30 WIB, Maya muntah-muntah hingga dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Koja.

Rice box PSI yang dibagikan kepada warga RW 06 Kelurahan Koja, Koja, Jakarta Utara. 23 warga keracunan setelah mengonsumsi nasi boks tersebut Minggu (24/10/2021) kemarin.
Rice box PSI yang dibagikan kepada warga RW 06 Kelurahan Koja, Koja, Jakarta Utara. 23 warga keracunan setelah mengonsumsi nasi boks tersebut Minggu (24/10/2021) kemarin. (Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta)

Ketika diperiksa di IGD, Maya mengungkapkan kepada dokter terkait gejala yang dirasakan serta statusnya sebagai ibu menyusui.

Lalu, sembari memberikan obat-obatan, dokter bilang Maya tidak bisa menyusui bayinya dalam waktu satu hari.

Baca juga: Rice Box PSI Buat Puluhan Warga Keracunan, Pemilik Warung Klaim Sudah Pengalaman: Murni Salah Saya

"Kan saya bilang kasih yang terbaik buat saya, karena saya ibu menyusui. Terus kata orang rumah sakitnya, ibu jangan menyusui dulu sampai besok, ini ibu saya kasih obat," kata Maya saat ditemui di kediamannya, Selasa (26/10/2021).

Maya pulang ke rumah dengan obat-obatan pemberian dokter, sementara anak semata wayangnya dititipkan ke mertua.

Senin (25/10/2021) siang, pihak puskesmas mendatangi permukiman RW 06 Kelurahan Koja untuk mendata siapa saja warga yang keracunan.

Maya datang mengikuti pemeriksaan dan kembali diimbau untuk tak menyusui bayinya.

Salamah (59), warga RW 06 Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang keracunan nasi boks PSI.
Salamah (59), warga RW 06 Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang keracunan nasi boks PSI. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Namun, kali ini bidan dari puskesmas meminta Maya stop memberikan ASI kepada bayinya dalam kurun waktu satu minggu ke depan.

"Ada salah satu bidan dari puskesmas datang, karena saya ibu menyusui, saya nggak boleh menyusui anak dulu sampai seminggu. Kasihan ke anak kamunya, kata orang puskesmas," ucap Maya.

Maya makin khawatir karena dirinya tak bisa menyusui sang buah hati dalam waktu cukup lama mengingat selama ini sang bayi tidak pernah lepas dari ASI.

Di luar hal itu, Maya mau tidak mau menjalani perintah bidan demi kebaikan sang bayi.

Baca juga: Jenguk Warga Keracunan Nasi Box PSI, Giring Ganesha Katupkan Tangan: Kita Simpati dan Tanggung Jawab

Apalagi, Maya meyakini racun yang membuatnya mual hingga muntah masih akan mendekam dalam dirinya dalam waktu lama.

"Jadi anak saya minum susu formula dulu, karena kan saya kena, takutnya kalo menyusui nanti kena ke anak saya. Karena katanya kalo bayi lebih gampang," ucap Maya.

"Kalo racun ini kan nggak satu minggu dua minggu, bisa sampai satu atau dua bulan masih ada," tutup dia.

Sebelumnya, DPC PSI Kecamatan Koja membagikan 80 rice box kepada warga RW 06 Kelurahan Koja dalam acara bakti sosial terkait Covid-19, Minggu (24/10/2021) sore lalu.

Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto saat menjenguk warga Koja korban keracunan rice box PSI, Senin (25/10/2021) di RSUD Koja, Jakarta Utara.
Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto saat menjenguk warga Koja korban keracunan rice box PSI, Senin (25/10/2021) di RSUD Koja, Jakarta Utara. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Dalam hitungan jam setelah menyantap rice nox berisi nasi, sayur buncis, telur, dan orek tempe itu, sedikitnya 35 warga mengalami keracunan.

Dari jumlah korban keracunan itu, lima warga yang seluruhnya anak-anak hingga Selasa siang ini masih dirawat di RSUD Koja.

Atas kejadian ini, PSI meminta maaf lalu berjanji akan menanggung biaya perawatan terhadap para korban keracunan.

Nyatanya, berdasarkan penuturan ketua RW, acara baksos besutan DPC PSI Kecamatan Koja tersebut dilakukan tanpa ada koordinasi ke pengurus wilayah setempat.

"Pemberian ini nggak ada koordinasi dengan kita pengurus wilayah, jadi antar teman aja, totalnya ada 80 kotak nasi," kata Ketua RW 06 Kelurahan Koja, Suratman, Senin (25/10/2021) kemarin.

Baca juga: 5 Korban Keracunan Nasi Boks PSI Masih Terbaring di RSUD Koja, Biaya Perawatan Ditanggung Partai

Menanggapi pernyataan ketua RW tersebut, Pengurus PSI DKI Jakarta Norman Lianto buka suara.

Norman mengklaim pengurus ranting di Kecamatan Koja sudah berkali-kali menggelar acara serupa.

Katanya, sudah ada pengurus PSI dari Kecamatan Koja yang memberitahu pengurus wilayah setempat soal pembagian nasi kotak itu.

"Kami sudah berkali-kali membagikan di sekitar wilayah Koja dan ini bukan pertama kalinya kami membagikan di wilayah Koja. Sudah sempat ada ranting kami yang info," ucap Norman di RSUD Koja, Senin malam.

Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengunjungi warga korban keracunan nasi box atau rice box PSI, yang dirawat di RSUD Koja, Jakarta Utara, Senin (25/10/2021) malam.
Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha mengunjungi warga korban keracunan nasi box atau rice box PSI, yang dirawat di RSUD Koja, Jakarta Utara, Senin (25/10/2021) malam. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Norman juga menyatakan bahwa divisi hukum dari partainya sudah dipanggil ke Polsek Koja.

Pemanggilan itu untuk kepentingan berita acara pemeriksaan (BAP) terkait pembagian nasi kotak berujung keracunan warga.

"Masalah di kepolisian kami sudah bekerja sama dengan divisi hukum dan sudah diurus dengan baik. Divisi hukum kami sedang di Polsek Koja sedang di-BAP," ucap dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved