Wagub Ariza Tegaskan Bakal Beri Sanksi Direksi Transjakarta yang Rapat Sambil Nonton Tari Perut
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut akan memberikan sanksi kepada direksi Transjakarta yang asyik nonton tari perut saat rapat.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut akan memberikan sanksi kepada direksi Transjakarta yang asyik nonton tari perut atau belly dance sambil rapat.
Evaluasi menyeluruh terhadap jajaran direksi Transjakarta pun kini tengah dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
"Pasti nanti ada evaluasi dan sanksi ya," ucapnya di Balai Kota Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Ariza menyebut, pihaknya kini tengah mencari informasi terkait hal ini.
Bila terbukti melanggar aturan, Ariza menegaskan akan memberikan sanksi berat kepada jajaran direksi Transjakarta tersebut.
"Nanti kami cek kembali informasi ini ya," ujarnya.
Baca juga: Petugas Korban Transjakarta Tabrak Pos Polisi PGC Masih Dirawat di RS Polri, Begini Kondisinya
Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi Gerindra Adi Kurnia dan Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya terlibat adu mulut dalam rapat dengar pendapat antara PT Transjakarta bersama Komisi B DPRD DKI.
Hal ini terjadi saat pimpinan rapat memberikan hak kepada anggota Komisi B mengajukan pertanyaan untuk pihak PT Transjakarta, terkait kejadian kecelakaan moda transportasi unggulan warga Jakarta ini.

Situasi mulai memanas ketika Adi mulai menyinggung soal video 'rapat pihak Transjakarta sambil nonton nelly dance'.
"Saya tidak jahat. Nanti, saya saking baiknya punya video bapak-bapak nonton belly dance dengan striptis saya diem aja pak. Jadi tidak ada pembahasan," katanya di ruang rapat Komisi B DPRD DKI, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Bus TransJakarta Tabrak Pejalan Kaki hingga Tewas, PT TransJ Salahkan Penerangan
"Kalau bapak-bapak mau jatuh itu gampang aja caranya, tiba-tiba handphone saya dikirim video dari masyarakat bapak-bapak lagi panggil operator sambil nonton belly dance," tambahnya.
Tak lama, Yana pun menginterupsi jalannya rapat dengan menanyakan perihal video tersebut.
"Pimpinan mohon izin, saya hanya ingin mengetahui video itu atau tidak," tanya Yana.
Selanjutnya kembali disahuti oleh Adi.

"Ini urusan berorganisasi anda. Jangan dibawa ke hati, gak usah baper gak usah ambekan. Saya bicara soal itu ga mungkin tanpa bukti," ungkapnya.
Imbasnya, anggota Komisi B DPRD DKI lainnya pun menanggapi hal ini dan menyerang Yana.
"Pimpinan perusahaan tetapi di sini gayanya emosinya ditunjukkan mana mungkin kamu bisa memimpin perusahaan kamu. Udah nyata kesalahan di kamu, kamu kan profesinya di sana. Kamu gak usah emosi di sini. Kami diundang di sini sebagai dirut bukan wakil rakyat," ucap anggota Komisi B DPRD DKI, Sutikno.
Baca juga: Bus Transjakarta Sering Kecelakaan: DPRD Ungkap Sopir Kerja Overtime, Protes Akan Dipotong Gaji
Akibat hal ini suasana pun memanas dan hingga rapat sempat diskors beberapa waku.
Komisi B Minta Pemprov Pecat Dirut Transjakarta
Anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi Gerindra Adi Kurnia mendesak Pemprov DKI memecat Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya.
Hal ini menyusul banyaknya kejadian kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta.
Terlebih, pada hari ini, Senin (6/12/2021), kembali lagi kecelakaan bus Transjakarta di sejumlah wilayah Jakarta.
"Kalau saya boleh menyimpulkan sebaiknya bapak diganti. Karena buat apa bapak pintar kalo bapak ga punya akhlak ini menyangkut khalayak kehidupan orang banyak. Ini salah satu janji Pak Gubernur," katanya di Komisi B DPRD DKI, Senin (6/12/2021).
Sedari awal, kata Adi, ia telah merasa pemaparan yang diberikan pihak PT Transjakarta hanya formalitas saja.

Sementara yang harus digali dari kejadian kecelakaan ini adalah akar permasalahan yang ada.
Mulai dari maitance hingga evaluasi lanjutan.
"Yang saya mau pertegas adalah rekruitment Dirut macam ini. Ini udah salah kaprah.
Kenapa saya dari awal keras? karena rapat ini menurut saya kurang memberikan nilai kemaslahatan dan kemanfaatan karena sesuatu kali dari awal salah kesananya sudah pasti salah.
Jadi saya saran saya bapak banyak beristigfar, tidak mesti cari salah benar, carikan solusinya.
Karena sebuah nyawa senang tidak senang itu menjadi tanggung jawab bapak," jelasnya.