Banyak Limbah Masker di TPST Bantargebang, Pemprov DKI Jakarta Dinilai Kurang Sosialisasi

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi merespon maraknya limbah masker di Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM/Yusuf Bachtiar
Sejumlah ekskavator di TPST Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/6/2020). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi merespon maraknya limbah masker di Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, hal ini terjadi karena kurang sosialisasi. 

Rahmat mengatakan, limbah masker warga memang banyak ditemukan di TPST Bantargebang yang ada di wilayah Kota Bekasi. 

Kondisi tersebut lanjut dia, lantaran masih banyak warga yang belum mengetahui tata cara yang benar membuang limbah medis. 

"Sekarang gini, kalau sampah itu dari DKI berarti di sananya harus ada sosialisasi minimal masuk ke pengolahan limbah berbahaya atau medis," kata Rahmat di Stadion Patriot, Selasa (21/12/2021). 

Dia tidak menapik hal yang sama bakal terjadi wilayah Kota Bekasi, di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu marak dijumpai sampah masker bekas pemakaian warga. 

"Kita juga imbau terutama Dinas Lingkungan Hidup kita untuk mengimbau kepada warganya jangan sampai apa yang dikhawatirkan DKI di Bantargebang kita di Kota Bekasi ke Sumur Batu," jelasnya. 

Sebelumnya diberitakan, ratusan petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta yang bekerja di TPST Bantargebang dilaporkan sempat terpapar Covid-19. 

Baca juga: Wagub DKI Akui Revisi UMP DKI Menjadi 5,1 Persen Belum Sesuai dengan PP Nomor 36 Tahun 2021

Hal ini disampaikan Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, saat diskusi Ngobrol Peduli Lingkungan (Ngopling) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/12/2021) kemarin. 

Asep bilang, ratusan petugas kebersihan itu terpapar Covid-19 dari limbah masker yang bercampur dengan sampah rumah tangga. 

"Petugas gerobak banyak yang tidak memahami ada rumah yang terkena pasien Covid-19 atau engga, kemudian semua sampah disatukan, dimasukan ke tong sampah, dan kemudian ke Bantargebang," ucapnya. 

"Makanya sekitar 110 orang sempat terpapar. Petugas kami terkena Covid-19 karena limbah masker," kata Asep. 

Baca juga: Sandal Bocah yang Terseret Arus di Kali Pesanggarahan Ditemukan, Korban Sempat Dilarang Keluar Rumah

Dia menyebutka, para petugas itu sebagian besar terpapar saat gelombang kedua Covid-19 melanda pada Juni-Juli kemarin. 

Saat itu, jumlah sampah medis atau limbah beracun (B3) memang membludak. 

Bahkan, saat itu jumlah limbah B3 yang dihasilkan dari seluruh fasilitas kesehatan dan rumah tangga di Indonesia mencapai 493 ton per hari. 

Untuk mencegah hal itu terulang lagi, Pemprov DKI kini sudah memiliki tempat penampungan limbah medis di lokasi isolasi terkendali. 

Bahkan, tempat penampungan limbah medis skala kecamatan juga dibuat Pemprov DKI. 

Petugas yang melakukan penanganan limbah tersebut pun dilengkapi dengan APD lengkap.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved