Indeks Kebahagiaan Warga Jakarta Anjlok di Era Anies, Gerindra Minta BPS Survei Ulang Usai Covid-19
Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta buka suara soal anjloknya Indeks Kebahagiaan Warga ibu kota di era kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Taufik yakin, Indeks Kebahagiaan warga Jakarta bisa kembali meningkat pesat seiring pelonggaran aktivitas masyarakat di masa PPKM Level 1.
Terlebih, Gubernur Anies Baswedan juga menaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 5,1 persen atau Rp225.667.

Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan UMP yang ditetapkan pemerintah pusat lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021.
Dalam aturan itu, UMP DKI hanya naik 0,8 persen atau sekira Rp37 ribu saja.
"Kalau saya bilang, (Indeks Kebahagiaan) obyektif ya menilainya. Kan keadaan itu mempengaruhi kehidupan," tuturnya.
"Coba nanti survei lagi setelah Covid-19 selesai, (warga Jakarta) bahagia pasti. Apalagi setelah naiknya UMP kita 5,1 persen," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Indeks kebahagiaan warga Jakarta turun sejak Gubernur Anies Baswedan menjabat pada 2017 lalu.
Baca juga: Gaya Anies Buka Tahun 2022: Nikmati Pemandangan Indah Jakarta Pagi dari JPO Pinisi
Hal ini terungkap dari hasil laporan Indeks Kebahagiaan tahun 2021 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Dari hasil laporan itu, Indeks Kebahagiaan warga Jakarta masuk 10 terbawah dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Tahun ini, Indeks Kebahagiaan warga Jakarta berkisar di angka 70,68 atau turun 0,65 poin dari sebelumnya 71,33 pada 2017 lalu.
Selain menduduki urutan ke-8 dari bawah, angka ini berada di bawah Indeks Kebahagiaan Nasional yang berada di kisaran 71,49.
Secara umum, Indeks Kebahagiaan di Indonesia meningkat 0,8 poin dari sebelumnya 70,69 pada 2017 lalu.
Penurunan Indeks Kebahagiaan di DKI ini tentu bertolang belakang dengan jargon 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya' yang selama ini gembar-gemborkan Gubernur Anies Baswedan.
Reaksi Wagub Ariza
