Antisipasi Virus Corona di DKI
Omicron Picu Lonjakan Covid-19, Pemprov DKI Diminta Larang Murid yang Belum Vaksin Ikut PTM
Epidemiolog Universitas Kristen Indonesia (UKI) Gilbert Simanjuntak mendesak Pemprov DKI menggunakan syarat vaksin bagi siswa yang ingin mengikuti PTM
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Epidemiolog Universitas Kristen Indonesia (UKI), Gilbert Simanjuntak mendesak Pemprov DKI menggunakan syarat vaksin bagi siswa yang ingin mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
Pasalnya, penyebaran Covid-19 dengan varian Omicron terus meroket dalam beberapa hari terakhir.
Bahkan, kasus aktif Covid-19 di DKI ini sudah naik 3 kali lipat di angka 694 kasus.
Padahal, sebelumnya pada 15 Desember 2021 hanya ada 217 kasus aktif di ibu kota.
"Kecenderungan peningkatan jumlah kasus Covid belakangan ini, dengan varian Omicron yang jadi momok sepatutnya diwaspadai," ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Cegah Kerumunan Saat PTM, SDN Pondok Kelapa 05 Atur Waktu Pulang Murid
"Bila perlu anak yang belum vaksinasi tidak diperbolehkan masuk sekolah," tambahnya menjelaskan.
Epidemiolog yang juga anggota Komisi B DPRD DKI ini menyebut, gejala yang ditimbulkan Omicron tidak seberat varian Delta, namun penyebarannya yang sangat cepat bisa menyulitkan pemerintah dalam mengendalikannya.

Rumah sakit pun dikhawatirkan membludak lagi dan nyaris kolaps seperti yang terjadi pertengahan 2021 lalu saat gelombang kedua Covid-19 melanda.
"Angka kasus dengan tren ke atas atau naik sebaiknya diwaspadai akan kemungkinan menyebar dengan cepat karena masyarakat yang sudah tervaksinasi juga dapat diinfeksi," ujarnya.
Untuk itu, ia meminta Pemprov DKI kembali mengevaluasi kebijakan PTM 100 persen yang baru dijalankan Senin (3/1/2022) kemarin.
Mantan Wakil Rektor Bidang Akademik UKI ini pun menyarankan agar protokol kesehatan di sekolah terus diperketat.
Baca juga: 2.053 Sekolah di Jaksel Gelar PTM 100 Persen, Wali Kota Minta Terapkan Prokes Ketat
"Mengingat penularan Omicron lebih cepat, sebaiknya sekolah dibatasi lama tatap muka atau pelajarannya setidaknya selama sebulan," kata Gilbert.
"Ini bertujuan untuk mengurangi kontak, tahapan untuk menghentikan tatap muka bilamana perlu dan evaluasi dampak tatap muka," sambungnya menjelaskan.
Gilbert juga meminta agar Pemprov DKI mengebut vaksinasi bagi anak usia sekolah di rentang umur 6-18 tahun.
Pasalnya, banyak siswa yang ternyata baru mendapat dosis pertama vaksinasi Covid-19.

"Sebaiknya prokes 3M diawasi ketat di sekolah, baik oleh orangtua yang hadir juga oleh Guru. Ini tanggung jawab semua pihak," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebut 162 orang terpapar Covid-19 varian B.1.1.529 alias Omicron di DKI Jakarta.
"Jadi memang seperti kita ketahui belakangan ini omicron semakin meningkat. Di Jakarta sendiri kasusnya sudah 162 orang."
"Tadi tambahan kasus 3 Januari di Jakarta Barat udah melalui litbangkes ada 15 orang. (Kemudian) tambah 12 orang."
"Jadi total dari 2 Januari ada 135 kasus. Jadi totalnya sudah mencapai 162 orang," katanya di Balai Kota, Senin (3/1/2022) malam.
Politisi Gerindra ini menjabarkan pada 3 Januari 2022, penambahan kasus omicron ada 27 orang.
Baca juga: Pemberlakuan PTM, Pedagang Seragam Pasar Slipi Ketiban Durian Runtuh: Raup Untung 1000%
15 diantaranya berdasarkan hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (litbangkes) dan 12 sisanya dari Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium (GSI).
Ia pun menyebut kasus omicron di Jakarta mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
"Umumnya ini akibat yang datang dari luar negeri. Untuk itu kita lihat tadi bapak Presiden sudah menyampaikan kesungguhannya, keseriusannya dan minta lagi soal karantina."
"Pak Menko juga Pak Luhut tadi juga sudah menyampaikan lagi hari ini pentingnya karantina. Tidak ada lagi main-main soal karantina," pungkasnya. (*)