Cerita Kriminal
Polisi Kantongi Identitas Pengeroyokan dan Perampokan Satu Keluarga di Makasar
Unit Reskrim Polsek Makasar, Jakarta Timur sudah mengantongi identitas pelaku pengeroyokan dan perampokan keluarga Titi Suherti (48).
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Peristiwa keluarga diserang kelompok pemuda itu terjadi pada Sabtu (1/1/2022) sekira pukul 03.00 WIB.
Titi mengatakan kediamannya di Jalan Sulawesi diserang pemuda berjumlah sekitar 20 orang.
"Tiba-tiba rumah saya didobrak, pintu ditendang sampai rusak. Langsung mereka menyerang keluarga saya," kata Titi di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Selasa (4/1/2022).
Kala itu, Titi, dua anak laki-lakinya Ramdoni (24), Marwan (23), dua anak perempuan, dan seorang menantu perempuannya yang berada di rumah dianiaya secara membabi buta.
Titi dipukul menggunakan gagang sapu hingga memar pada bagian tangan, paha, jari, dan diseret sekitar dua meter oleh pelaku di dalam rumah, bahkan diancam dibunuh oleh pelaku.
Warga RW 03 di sekitar lokasi kejadian sebenarnya mengetahui penganiayaan terjadi, tapi mereka tidak dapat berbuat banyak karena takut jadi sasaran amuk para pelaku.
"Anak-anak saya dipukulin, ditendang, diinjek, dan diseret sama pelaku. Termasuk yang perempuan. Katanya kalau belum ada yang mati mereka enggak berhenti," ujarnya.
Beruntung anak perempuan Titi paling kecil, IN (10) yang saat kejadian berada di lokasi berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di kamar mandi sehingga selamat tanpa luka.
Saat pelaku lengah, Titi menuturkan IN yang ketakutan karena mendengar seluruh kejadian dari kamar mandi berhasil kabur keluar rumah lalu menyelamatkan diri ke rumah tetangga.
"Untungnya anak saya paling kecil enggak luka. Dia ngumpet di kamar mandi terus keluar diselamatkan tetangga. Dia ketakutan banget pas kejadian, sampai sekarang masih takut," tuturnya.
Marwan, anak Titi yang juga jadi korban pengeroyokan menuturkan para pelaku baru berhenti melakukan penganiayaan sekira pukul 04.00 WIB atau menjelang adzan Subuh.
Menurutnya, para pelaku baru berhenti menganiaya setelah seluruh anggota keluarganya terkapar dan tidak berdaya mengalami luka berat akibat dianiaya tanpa bisa melawan.
"Saya sendiri sempat diseret sekitar lima meter, ditendang, dipukulin juga. Waktu kejadian mereka memang enggak bawa senjata, tapi karena jumlah mereka banyak saya enggak bisa melawan," kata Marwan.
Pada Senin (3/1/2022) Pipih sudah melaporkan kasus penganiayaan dialami ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Makasar, kasusnya kini dalam penyelidikan.