Waspada! Pemerintah Prediksi Puncak Lonjakan Omicron Terjadi pada Awal Februari Ini

Luhut mengatakan, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron.

Editor: Acos Abdul Qodir
Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI
Tangkapan layar video pemakaman TPU Rorotan, unggahan instagram @alivikry, Rabu (7/7/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pemerintah memprediksi puncak gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron akan terjadi di Indonesia pada awal Februari 2022.

Prediksi tersebut berdasarkan pengamatan dari lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron yang terjadi di negara lain, yaitu sekitar 40 hari setelah kasus pertama ditemukan. Dan penularan Omicron ini lebih cepat dari varian Delta.

"Kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rekaman video, Selasa (11/1/2022).

Luhut meyakini, sebagian besar kasus Omicron akan bergejala ringan, sehingga strategi penanganannya berbeda dengan varian Delta.

Baca juga: Omicron Sudah Masuk Bogor, Pasien Pertama Kerap Wara-wiri ke Jakarta dengan Transportasi Umum

Baca juga: Satu Siswa Terpapar Omicron, SMAN 71 Ditutup Sementara

Luhut mengatakan, Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Sebab, tingkat vaksinasi Covid-19 sudah lebih tinggi dan kapasitas testing dan tracing kita jauh lebih tinggi.

"Sistem kesehatan kita juga sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan (termasuk molnupiravir dari Merck), tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat," ujarnya.

Azrul Ananda dan Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kamis (26/8/2021) lalu.
Azrul Ananda dan Luhut Binsar Panjaitan di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kamis (26/8/2021) lalu. (DBL)

Luhut meyakini, dengan kesiapan yang ada, kasus Covid-19 varian Omicron tidak akan meningkat setinggi negara lain.

Baca juga: Vaksin Booster Dimulai Hari Ini, Gratis tapi Simak Dulu Syarat Penerima hingga Cek Tiketnya

Meski demikian, ia meminta seluruh masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

"Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi lonjakan kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron terjadi pada pekan kedua Februari 2022.

"Prediksi lonjakan pada minggu kedua Februari," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Secara terpisah, Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Dicky Budiman memprediksi gelombang ketiga kasus Covid-19 akan terjadi sekitar Februari dan Maret 2022.

Baca juga: 11 Bus Sekolah Dikerahkan untuk Antar Nakes ke Lokasi Vaksin di 5 Wilayah Jakarta

Baca juga: Terungkap! Petugas Kebersihan Wisma Atlet Tertular Omicron dari WNI yang Baru Pulang Nigeria

Meski demikian, menurutnya, dampak lonjakan kasus Covid-19 ini akan lebih rendah dibandingkan periode ledakan kasus akibat varian Delta.

"Tapi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan Omicron ini potensinya itu moderat dalam artian, moderat gelombang 3 beban di faskes, beban kematian, lebih moderat (rendah) keparahannya dibandingkan dengan Delta," ujar Dicky saat dihubungi, Senin (10/1/2022).

Dicky mengatakan meski tingkat keparahannya tidak seperti Delta, penularan varian Omicron tetap diwaspadai.

Sebab, hampir 90 persen kasus Omicron menginfeksi orang yang sudah divaksinasi lengkap dan hanya mengalami gejala ringan.

Baca juga: Setiap Santri Korban Ustaz Herry Wirawan Punya Kisah Mengerikan, Emosi Meledak hingga Ogah Urus Bayi

Oleh karenanya, ia meminta kemampuan deteksi Covid-19 dalam sehari di Indonesia dapat ditingkatkan.

"Untuk mendeteksi sehari saja kita belum bisa melakukan itu, bahkan saat Delta pemeriksaan masuk 500.000 saja tidak pernah," ucapnya.

Lebih lanjut, Dicky mengatakan, dalam situasi ini, pemerintah juga harus memastikan cakupan vaksinasi Covid-19 di masyarakat meningkat dan memberikan vaksinasi lanjutan atau booster kepada kelompok rentan.

Selain itu, ia meminta, upaya mitigasi terus dilakukan seperti, testing, tracing dan treatment dan penerapan protokol kesehatan dapat meredam lonjakan Omicron khususnya terhadap kelompok rentan.

"Kita belajar dari kasus di Eropa dan Amerika yang mulai ada beban di fasyankes mungkin cakupan vaksinasi jauh lebih tinggi di bandingkan Indonesia dalam kaitan 2 dosis bahkan booster sekalipun," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved