Pengeroyokan Anggota TNI
Sosoknya Jadi Perhatian Petinggi TNI-Polri, Baharudin Penyerang Sahdi Ternyata Lagi Kerja Jaga Kapal
Sosoknya sampai menjadi perhatian petinggi TNI-Polri, Baharudin yang merupakan otak penyerangan Pratu Sahdi (23) rupanya tetap bekerja menjaga kapal.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Peristiwa berdarah ini berakhir saat Baharudin menusuk Pratu Sahdi hingga meninggal dunia.
Di sisi lain, dua korban lainnya yaitu seorang pengendara yang melintas bernama Samsul Ma'arif serta pemilik warung bernama Soleh.

Keduanya luka-luka dan sedang menjalani perawatan.
Sosok Baharudin Paling Dicari
Sebelum ditangkap, Baharudin merupakan orang yang paling dicari dalam kematian Pratu Sahdi.
Sebab, dia adalah orang yang menjadi otak penyerangan kepada korban.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pun sampai ikut bereaksi terhadap kematian anggotanya oleh kelompok Baharudin.
Baca juga: Baharudin, Sosok Paling Dicari yang Tusuk Anggota TNI di Waduk Pluit Tertangkap di Dermaga
Jenderal Andika menjamin pihaknya tak akan mengintervensi kasus pengeroyokan yang mengakibatkan Pratu Sahdi (23) meninggal dunia.
Kendati begitu, Jenderal Andika menegaskan institusinya akan terus memonitor penanganan hukum kasus pengeroyokan yang menyebabkan Sahdi meninggal dunia.
Dikatakannya, tim penyidik TNI sudah turun tangan dan berkoordinasi dengan kepolisian.
“Untuk tim penyidik TNI sudah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara, kami terus memonitor, tapi kami tetap tidak mengintervensi,” ujar Jenderal Andika, Senin (17/1/2022).
Dalam kasus meninggalnya Pratu Sahdi, Jenderal Andika menekankan ingin adanya keadilan.
Baca juga: TAMPANG Dalang Penusukan Anggota TNI di Pluit, Tega Lukai Korban yang sedang Jalani Pengobatan
Diketahui, Pratu Sahdi yang bertugas di Bataliyon Infanteri (Yonif) Raider 303/Setia Sampai Mati (SSM), Garut, meninggal dunia lantaran dikeroyok oleh orang yang tak dikenalnya dan tanpa diketahui permasalahannya.
Peristiwa itu terjadi Minggu (16/1/2022) dini hari di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
“Intinya kami juga ingin ada keadilan, karena mereka melakukan tindak pidana yang menyebabkan anggota TNI AD (meninggal),” ucap Jenderal Andika.
