Bela Anies Baswedan, Anak Buah Ungkap 3 Alasan Banjir Rendam 102 RT di Tegal Alur Tak Surut 6 Jam
Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi membela Gubernur Anies Baswedan yang mengklaim banjir surut dalam waktu cepat. Ini penjelasannya.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi membela Gubernur Anies Baswedan yang mengklaim banjir surut dalam waktu cepat, namun genangan masih ditemukan di kawasan Tegal Alur, Jakarta Barat hingga pagi tadi.
Ia pun mengungkap beberapa faktor yang jadi alasan tidak tercapainya target 6 jam banjir surut di kawasan tersebut.
Sebagai informasi, kawasan Tegal Alur sudah terendam banjir pada Selasa (18/1/2022) kemarin.
Hingga pagi tadi, banjir yang menerjang kawasan itu belum sepenuhnya surut.
"Jadi banyak faktor, lokalnya derasnya hujan, kemudian ada pasang dan ditambah lagi ada kiriman air dari wilayah tetangga," ucapnya, Kamis (20/1/2022).
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun menyebut, Kali Semonggol yang ada di wilayah tersebut hingga siang tadi masih meluap.
Baca juga: Banjir di Tegal Alur Jakbar Belum Surut, 610 Warga Masih Mengungsi
Baca juga: Hujan Deras, 11 RT di Tegal Alur Jakarta Barat Terendam Banjir
Oleh karena itu, banjir masih merendam pemukiman warga di kawasan Tegal Alur.
Bahkan, sebanyak 102 RT sempat terendam hingga ketinggian satu meter pada Rabu (20/1/2022) kemarin.
Imbasnya, ratusan warga Tegal Alur terpaksa mengungsi. Sampai pagi tadi masih ada 575 warga yang mengungsi.
"Memang kemarin curah hujannya luar biasa. Dalam waktu yang pendek turunnya sangat lebat, sehingga memang banyak kali-kali itu meluap," ujarnya.
"Sekarang juga masih ada yang meluap di Jakarta Barat di Kali Semonggol ke arah laut yang juga masih belum surut," sambungnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, banjir yang terjadi di Tegal Alur sulit surut lantaran kawasan itu berada di wilayah yang sangat rendah.
"Ada beberapa titik yang memang daratannya sangat rendah, ada yang jauh di bawah permukaan laut," ucapnya di Balai Kota, Rabu (19/1/2022) malam.
"Ada beberapa titik yang seperti itu, yang seperti itu memang pengecualian," tambahnya menjelaskan.