Antisipasi Virus Corona di DKI
Kasus Omicron di Jaksel Capai 93 Orang, Terbanyak di Kebayoran Baru
Munjirin mengungkapkan, 93 kasus Omicron ini didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), yakni sebanyak 70 persen.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Kasus Covid-19 varian Omicron di wilayah Jakarta Selatan masih terus melonjak.
Data terbaru per Kamis (27/1/2022), kasus Omicron di Jakarta Selatan mencapai angka 93 orang.
"Data yang kami terima itu sampai hari ini total 93 (kasus Omicron)," kata Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin saat ditemui di kantornya, Petogokan, Kebayoran Baru, Jaksel, Kamis sore.
Munjirin mengungkapkan, 93 kasus Omicron ini didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), yakni sebanyak 70 persen.
Baca juga: Omicron di DKI Melonjak Sampai 1.697 Kasus, Wagub Ariza Sebut Penyebabnya Karena Nataru
Baca juga: 135 Siswa dan Guru Tepapar Covid-19, 90 Sekolah di Jakarta Ditutup
"Yang positif dari perjalanan luar negeri sekitar 64 kasus, kemudian lokal ada 26. Artinya, yang luar negeri itu sekitar 70 persen," ungkap dia.
Menurutnya, puluhan kasus Omicron itu tersebar di 9 kecamatan di Jakarta Selatan.
Sebanyak 93 kasus Omicron tersebut ada di Kecamatan Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Tebet, Mampang Prapatan, Jagakarsa, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar Minggu, dan Kecamatan Setiabudi.
Baca juga: Dinkes Sebut Faktor Ini yang Tentukan PTM di Jakarta Bisa Lanjut atau Setop
Hingga saat ini, hanya Kecamatan Pancoran yang masih nihil kasus Omicron.
"Kasus (Omicron) terbanyak ada di Kebayoran Baru, ada sekitar 20 kasus. Untuk Pancoran mudah-mudahan bisa terus dipertahankan," tutur Munjirin.

Munjirin mengatakan pihaknya telah melakukan penanganan Covid-19 varian Omicron sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Baca juga: Pungli hingga Izin Operasi jadi Masalah Pasar-pasar di Tangerang, Begini Rencana Aksi Wali Kota
Mantan Camat Kebayoran Lama itu juga mengimbau warga Jakarta Selatan untuk memperketat protokol kesehatan (prokes).
"Jadi kami masih terus menyosialisasikan prokes. Kami lakukan imbauan kepada warga masyarakat juga untuk menaati prokes," kata Munjirin.