Imlek 2022
Sederhananya Imlek 2022 di Kota Bekasi, Tak Ada Arak-arakan Saat Cap Go Meh
Perayaan Tahun Baru Imlek 2022 di Kota Bekasi berlangsung Sederhana yakni tanpa arak-arakan saat perayaan Cap Go Meh.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Perayaan Tahun Baru Imlek 2022 di Kota Bekasi berlangsung Sederhana.
Kelenteng Hok Lay Kiong yang merupakan pusat kegiatan di wilayah setempat tidak menggelar acara yang dapat menggelar kerumunan warga.
Benny Gunawan salah satu pengurus Kelenteng Hok Lay Kiong mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 terdapat sejumlah kegiatan yang biasa digelar.
Misalnya pada saat malam pergantian tahun, Kelenteng Hok Lay Kiong biasanya menggelar pertunjukan pentas seni dan budaya serta pesta kembang api.
"Karena masih pandemi kita tetep merayakan dengan sederhana saja, kita kan dulu-dulu ada acara petasan, tahun ini kita tiadakan ada sudah dua tahun," kata Benny, Selasa (1/2/2022).
Baca juga: Anies Ingatkan Persatuan Saat Kunjungi Vihara di Palmerah: Keberagaman Ini Harus Dijaga
Baca juga: Imlek di Tengah Pandemi, Jemaat Vihara Bahtera Bhakti Ancol Rindukan Acara Kumpul Keluarga
Untuk kegiatan ibadah di Kelenteng Hok Lay Kiong, pihak panitia membatasi kapasitas pengunjung sebesar 50 persen.
"Sekarang ini (kapasitas) di bawah 50 persen, karena situasi begini tapi kalau dulu (sebelum pandemi) ramai bisa penuh," jelas dia.

Tahun ini, jumlah lilin yang dipasang di Kelenteng Hok Lay Kiong sebanyak 100 pasangan, turun dibandingkan tahun lalu sebanyak 200 pasangan.
"Lilinnya pemberian dari umat, ini bagian dari buaya perayaan Tahun Baru Imlek, dinyalakan oleh umat yang memberikan lilin ini," paparnya.
Selain meniadakan kegiatan seni dan budaya, Imlek di tengah situasi pandemi Covid-19 juga memaksa warga tionghoa tanpa arak-arakan saat perayaan Cap Go Meh.

Perayaan Cap Go Meh sendiri biasanya digelar 14 hari atau dua pekan setelah Tahun Baru Imlek, di Kota Bekasi terdapat kegiatan arak-arakan atau pawai budaya.
Pawai biasanya berlangsung di Kelenteng Hok Lay Kiong, ribuan warga etnis tionghoa berpartisipasi dalam arak-arakan tersebut.
Mereka akan berkeliling dari Kelenteng ke Jalan Kartini, Jalan Ir. H. Juanda lalu masuk ke Jalan KH Agus Salim Bekasi Timur.
Baca juga: Imlek di Vihara Gayatri Depok, Jumlah Jemaah Berkurang Imbas Pandemi Covid-19
Baca juga: Tahun Baru Imlek 2022, Cek Peruntungan 12 Shio di Tahun Macan Air: Karier, Keuangan dan Asmara
Selanjutnya arak-arakan akan masuk ke Jalan Baru Perjuangan Jembatan Besi dan Jalan Perjuangan ke arah Stasiun Bekasi.
Dari Stasiun Bekasi arak-arakan berupa barongsai, pertunjukan seni tari dan marching band akan kembali ke arah Kelenteng melalui jalan Ir. H. Juanda masuk ke Jalan Mayor Oking.
"Pandemi semoga bisa cepat berlalu, perayaan bisa seperti biasanya kaya dulu, kalau sekarang kan enggak ada perayaan, Cap Go Meh juga tidak ada acara," tegasnya.
Kemeriahan Imlek di Kawasan Proyek Bekasi

Ornamen lampion merah berjajar di langit-langit Gang Kenari 1, Jalan Mayor Oking, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (1/1/2022).
Hilir mudik kendaraan keluar masuk gang yang berada di tengah-tengah kawasan pecinan di Kota Bekasi.
Warga Bekasi biasa menyebut daerah ini dengan nama Proyek Bekasi, selain berdiri bangunan ruko pusat niaga, terdapat pemukiman penduduk keturunan tionghoa di lokasi ini.
Warga keturunan Tionghoa sudah sangat lama mendiami kawasan ini, hal ini merujuk keberadaan Kelenteng Hok Lay Kiong yang disebut sudah ada sejak ratusan tahun silam.
"Kelenteng ini merupakan kelenteng tertua dan satu-satunya kelenteng di Kota Bekasi," kata Ronny Hermawan selaku Ketua Yayasan Pancaran Tridharma yang mengelola Hok Lay Kiong.
Pada saat perayaan Imlek, Kelenteng Hok Lay Kiong menjadi pusat kegiatan warga etnis tionghoa. Mereka datang melakukan sembahyang serta ritual budaya lainnya.
Sebelum pandemi melanda, sejumlah agenda kerap digelar seperti pertunjukan seni barongsai, musik dan pesta kembang api.
Namun sekitar dua tahun ini, kegiatan imlek berlangsung senderhana tanpa menggelar kegiatan yang dapat mengundang kerumunan warga.
Meski begitu, suasana kemeriahan imlek tetap terasa di tahun ini. Kelenteng Hok Lay Kiong bersolek dengan ornamen ratusan lampion dan lilin.
Budaya bagi-bagi angpau juga tidak bisa dilewati, hal ini yang sangat ditunggu-tunggu warga baik etnis tionghoa atau anak-anak kecil yang antusias yang dari pagi menunggu di bibir pintu kelenteng.
Menurut keterangan penjaga kelenteng, anak-anak kecil datang dari berbagai tempat di Bekasi, mereka sudah hampir saban tahun datang saat perayaan imlek.
TribunJakarta.com sempat melihat keriuhan saat anak-anak kecil tersebut tampak beringas melihat seorang warga hendak bagi-bagi angpao.
"Koh angpao koh," ucap anak-anak kecil yang berusaha mendekati warga keturunan tionghoa yang hendak bagi-bagi angpao.
Laiknya gula dan semut, jumlah mereka makin banyak mengerubungi ketika melihat warga yang hendak memberi angpao mengeluarkan segepok uang receh pecahan Rp5000.
Terlihat warga pemberi angpao tak kuasa mengatur anak-anak kecil tersebut, mereka sulit sekali dikendalikan.
Alhasil, karena jumlah mereka makin ramai dan beringas, segepok uang receh tadi disebar sehingga terjadi perebutan angpao diantara anak-anak kecil.
Seorang warga mengatakan, pemandangan tersebut sudah sering terjadi tiap kali perayaan Imlek di Kelenteng Hok Lay Kiong.
"Kalau dikasih satu pasti yang lain minta semua, niat kita sebenarnya mau berbagi aja cuma kalau dirusuh jadi males mau ngasih," ucap seorang warga.
Karena situasinya cukup riuh, tidak jarang panitia kelenteng berusaha melakukan penertiban agar anak-anak kecil pencari angpao tertib dan tidak mengganggu kegiatan warga yang sedang sembahyang.