Formula E
Jakpro Umumkan Pemenang Tender Formula E, PDIP Endus Ada yang Disembunyikan: Gak Ada Sinterklas
Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak desak Jakpro transparan soal kucuran dana dari sponsor untuk pembangunan sirkuit Formula E.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak mendesak PT Jakarta Propertindo (Jakpro) transparan soal kucuran dana dari sponsor untuk pembangunan sirkuit Formula E.
Diketahui, Jakpro telah mengumumkan pemenang tender pembangunan sirkuit Formula E kepada publik.
PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk ditetapkan pihak Jakpro sebagai pemenang tender tersebut.
Setelah mengalami kegagalan, tender ulang dilakukan dengan mengundang peserta yang sebelumnya telah mengirimkan penawaran.
Proses tender ulang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut termasuk dilakukanya klarifikasi ulang dan proses lainnya, sampai akhirnya PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama ditetapkan sebagai pemenang pada 1 Februari 2022 lalu.
Mendengar hal ini, Gilbert justru mengatakan tak ada pihak swasta yang bersikap seperti 'Sinterklas' alias cuma-cuma tanpa pamrih.
Ia pun mendesak adanya transparasi pendanaan pembangunan sirkuit Formula E tersebut dari pihak Jakpro.
Baca juga: Pemenang Tender Terpilih Sejak Februari, Jakpro Klaim Pembangunan Sirkuit Formula E Sudah Berjalan
"Saya kira harus dikejar, bagaimana mereka mengucurkan dana Rp 80 miliar seperti sinterklas."
"Yang harus dikejar pertanyaan ke PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama adalah dana itu sebenarnya dari mana? Apakah dana dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama atau dana dari Jakpro/Pemprov? Sedikit pun ini tidak ada kejelasan," katanya saat dihubungi, Sabtu (5/2/2022).
Politisi PDIP ini memang mempertanyakan separuh dari total pembangunan sirkuit Formula E, lantaran Jakpro telah melakukan penalangan sebesar Rp 70 miliar dari dana perusahaan mereka.
Pasalnya, kala itu dana sponsor belum jua masuk sementara pembangunan sirkuit memerlukan dana sebesar Rp 150 miliar.
"Semenjak awal saya sudah katakan siapa swasta yang mau menyumbang Rp 80 miliar untuk kegiatan yang sudah bermasalah. Gak ada sinterklas. Sekarang dia mesti nyumbang Rp 80 M, lalu dia dapat apa dong? otomatis dia akan minta sesuatu," imbuhnya.
"Saya tanya kalian kasih apa? dia (Jakpro) juga gak mau ngomong. Inikan jelas ada sesuatu cuma disembunyikan sama mereka. Sesuatunya ini harusnya dibuka biar kita sama-sama tahu," tandasnya.