Sisi Lain Metopolitan

Harganya Dibanderol Hingga Puluhan Juta Rupiah, Intip Wisata Batu Akik di Pasar Rawa Bening Jakarta

Bagi penggemar batu akik, mungkin sudah tidak asing dengan keberadaan Jakarta Gems Center (JGC), Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur.

Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Pebby Ade Liana/TribunJakarta.com
Deretan batu akik di JGC Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kota Jakarta punya beragam jenis pusat perbelanjaan.

Selain menawarkan berbagai kebutuhan sehari-hari, ada juga beberapa destinasi belanja yang menjual berbagai produk lain seperti seputar hobi, atau kegemaran misalnya.

Bagi penggemar batu akik, mungkin sudah tidak asing dengan keberadaan Jakarta Gems Center (JGC), Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur.

Di sini, dikenal sebagai pasar spesialis penjual batu hias. Ada banyak jenis batu yang diperjualbelikan, seperti sapphire, ruby, kalimaya, kecubung, bacan, dan lain sebagainya.

Mulai dari kualitas rendah, sampai jenis batu berkualitas tinggi dengan kilauan dan warnanya yang unik ada di sini.

Baca juga: Surga Thrifting di Jakarta, Berburu Baju Branded Dengan Budget Hemat di Pasar Baru 

Karena banyaknya variasi batu yang ditawarkan, harganya pun juga beragam tergantung dengan jenis dan kualitasnya.

Ada yang dibanderol seharga puluhan ribu, sampai puluhan juta rupiah.

Seperti di kios Rista Permata satu di antaranya.

Kios yang berlokasi di lantai dasar Jakarta Gems Center ini, menawarkan banyak jenis batu hias kualitas tinggi. Misalnya ada Ruby, Kalimaya, Giok Burma, Kalimaya Afrika, dan masih banyak lainnya.

Harga yang paling murah, di sini dibandrol seharga Rp 60 ribu satu kepingnya untuk batu berjenis Ruby.

Batu akik di Pasar Rawabening, Jakarta Timur.
Batu akik di Pasar Rawabening, Jakarta Timur. (Pebby Ade Liana/TribunJakarta.com)

Sedangkan untuk Kalimaya Afrika, dibandrol seharga Rp 100 ribu per karat untuk ukuran besar, dan Rp 250 ribu perkeping untuk ukuran yang kecil.

Menurut Wahyu, sang pedagang, harga yang ditentukan bergantung dengan berat dan jenis dari batu yang ditawarkan.

"Kalau yang dijual per buah, itu batunya rata besarannya. Kalau ditimbang, sama. Kalau yang dijual perkarat, biasanya ukurannya beda-beda.

Untuk satu buah batu yang agak besar, biasanya itu sekitar 7 sampai 10 karat," kata Wahyu.

Sementara untuk harga yang paling mahal, kata Wahyu ada yang dibandrol hingga Rp 20 jutaan. 

Baca juga: Datangi Dokter dan Tukang Batu Akik, Cincin Aris Baru Terlepas di Tangan Petugas Pemadam Kebakaran

Selain batu berkualitas tinggi, di sini terdapat juga pedagang batu dengan kualitas yang rendah atau biasa.

Harganya dibandrol mulai dari Rp 50 ribuan.

Bagi yang ingin memesan atau dibuatkan perhiasan langsung, di sini adapula pedagang perhiasan pelengkapnya seperti ring cincin dengan berbagai jenis material. 

Misalnya seperti di Kios Bungsu Grosir Ikatan Perak, Lantai Dasar JGC, Pasar Rawa Bening.

Di sini menjual berbagai ring dengan beragam jenis bahan dan juga model.

Baca juga: Melancong ke JGC, Pusat Penjualan Batu Akik di Ibu Kota yang Sempat Eksis, Bagaimana Nasibnya Kini?

Ada yang terbuat dari titanium, dan juga perak.

Adapula kios-kios lain yang menjual cincin bermaterial emas yang harganya lebih tinggi.

Pamornya Tak Seeksis Dulu

Meski JGC saat ini masih dikenal sebagai pusat penjualan Batu Akik di Jakarta, namun kejayaannya tak seperti beberapa tahun yang lalu.

Seperti diketahui, bahwa batu akik sempat mengalami tren yang begitu booming pada kisaran tahun 2014-2015. Namun, pamornya semakin menurun pada tahun tahun berikutnya.

Deretan batu akik di JGC Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur.
Deretan batu akik di JGC Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur. (Pebby Ade Liana/TribunJakarta.com)

Hal ini juga berpengaruh terhadap minat kunjungan konsumen ke Pasar Rawa Bening, JGC ini.

Menurut pantauan kami saat berkunjung Minggu (13/2/2022), banyak kios yang tutup pada lantai 1 dan 2 gedung.

Hanya ada sebagian pedagang yang membuka kiosnya. Sementara sebagian besar terlihat tutup dan gelap.

Pada area lantai dua, banyak diisi oleh kios-kios penjual obat. Itupun, juga tampak banyak yang tutup.

Menurut pedagang di sini, memang tak banyak kios yang beroperasi pada bagian lantai 1 dan 2. 

Baca juga: Jari Tunawisma Bengkak Pakai 7 Cincin Batu Akik, Personel Pemadam Kebakaran Turun Tangan Evakuasi

Sementara para penjual batu, sebagian besar berada di lantai dasar gedung JGC.

Hanya bagian lantai dasar saja yang tampak agak ramai jika dibandingkan dua lantai di atasnya.Meski sepi pembeli, namun pedagang JGC mengaku tingkat kunjungan kini mulai kembali menunjukan geliatnya.

Memang, pamor batu akik kini tak seeksis dulu.

Tetapi, ada saja penggemar batu akik yang datang ke pasar ini.

Menurut Wahyu, tingkat kunjungan masyarakat ke JGC saat ini boleh dibilang sudah mulai mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.

Ia pun berharap, agar tren batu akik di Jakarta bisa kembali bergeliat lagi seperti masa kejayaannya dulu.

"Sekarang sudah mulai ramean. Dibandingkan tahun 2016-2017 lagi sepi-sepinya. Mudah-mudahan bisa kembali booming lagi," kata Wahyu.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved