Pernah Lihat Atraksi Hewan di Ancol? Ternyata Begini Triknya

ribuners pernah menyaksikan pertunjukan atraksi satwa? Ternyata begini triknya di Ocean Dream Samudra Ancol.

TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana
Pertunjukan lumba-lumba di Ocean Dream Samudra, Ancol. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tribuners pernah menyaksikan pertunjukan atraksi satwa?

Dibeberapa tempat wisata, atraksi satwa mungkin menjadi sebuah suguhan yang sayang jika dilewatkan.

Di kota Jakarta, pertunjukan seperti ini juga bisa disaksikan di Ocean Dream Samudra Ancol.

Diresmikan pada tahun 1974, dahulu Ocean Dream Samudra dikenal dengan nama Gelanggang Samudra Ancol.

Sebagai tempat wisata dan juga konservasi bertema kelautan, Ocean Dream Samudra menawarkan pengalaman mengenal lebih dekat berbagai satwa, dan juga menyayanginya.

Baca juga: Jago Akting dan Menari, Lucunya Tingkah Pasangan Singa Laut Amanda-Reynaldi di Ancol

Salah satunya melalui atraksi atau pertunjukan. Seperti pertunjukan singa laut, juga lumba-lumba.

Satwa-satwa yang sudah terlatih, akan melakukan berbagai tingkah laku menggemaskan dengan dipandu oleh animal keeper. Seperti melompat, dan juga bermain.

"Awalnya kita tahun 1974 itu sebagai oceanarium atau lembaga riset, lalu dicoba sebagai satu fasilitas yang menghibur pengunjung. Jadi lumba-lumba, kita buat pertunjukan show tapi bukan circus."

Pertunjukan lumba-lumba di Ocean Dream Samudra, Ancol.
Pertunjukan lumba-lumba di Ocean Dream Samudra, Ancol. (TribunJakarta.com/Pebby Adhe Liana)

"Sama seperti singa laut, yang kita lakukan adalah kita mentrigger mereka untuk melakukan gerakan alamiah mereka. Kebetulan lumba-lumba seperti mamalia lain, mereka butuh waktu untuk bermain. Enrichment namanya," kata Ops Wahana Ocean Dream Samudra, Jacky Pratama, Selasa (15/2/2022).

Jacky menjelaskan, pada dasarnya setiap satwa yang hidup di alam liar memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai kebutuhannya secara bebas.

Ketika dipindahkan ke tempat konservasi atau atau kolam yang lebih sempit dari habitat aslinya, maka proses enrichment diberikan sebagai stimulus.

Baca juga: Kenalan Dengan Ale, Singa Laut Pintar di Ancol Yang Punya Kumis panjang dan Bobot 200 Kg

Sehingga para satwa bisa beradaptasi dan bebas berekspresi.

"Kita kasih eksempatan mereka untuk lompat, kita kasih kesempatan mereka untuk berenang cepat. Karena kalau di kolam dan laut itu beda lingkungannya. Kolam kan terbatas, jadi supaya dia bisa menyalurkan energinya, kita mau gak mau buat aktifitas,"

"Kita ajak main dalam bentuk show, jadi kita latih, kita pancing mereka agar melakukan gerakan alamiah mereka," imbuhnya.

Memang bukan perkara mudah untuk melatih para satwa sehingga bisa mengeluarkan tingkah laku tersebut sesuai dengan arahan seperti dalam sebuah pertunjukan.

Di sinilah, pelatih atau animal keeper berperan.

Misalnya saja, ketika memberikan intruksi untuk membuat lumba-lumba melompat.

Atau melakukan hiburan seperti pertunjukan berhitung. Apakah benar bahwa semua singa laut ataupun lumba-lumba sebenarnya bisa berhitung?

Jawabannya tentu tidak. Menurut Jacky, hal ini hanyalah sebuah trik yang diberikan oleh para pemandu sebagai sebuah hiburan untuk pengunjung.

"Mereka hanya dilatih untuk mengikuti aba-aba dari trainer. Kenapa lumba-lumba tau (jawaban) kalau dikasih pertanyaan berhitung? trainernya pasti akan mengkomunkasikan sesuatu ke dia. Mungkin dari kontak mata, atau dari gerakan lain,"

"Misalnya 5+5 berapa? 10. Lumba-lumba lompat. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Begitu 10, kita kasih kode ke hewannya untuk berenti. Dia berenti, jawabannya tepat. Jadi itu trik pelatih. Unsur hiburannya di situ," kata dia.

Tak bisa dipungkiri, bahwa ketelatenan serta cara pelatih dalam memperlakukan mereka juga menjadi faktor yang penting.

Sebagai makhluk hidup, hewan mungkin juga bisa merasakan apa yang terjadi disekitarnya.

Hal ini diungkapkan oleh Igor, salah satu Animal Keeper di Ocean Dream Samudra.

"Mereka tahu kalau di sayang," kata Igor.

Oleh sebab itu, pengenalan dan pendekatan juga dibutuhkan oleh para Animal Keeper sebelum memberikan pelatihan untuk menjalin ikatan antara satwa dan juga pelatih.

Lewat pendekatan ini, sang pelatih juga bisa mengenali karakter, serta kondisi setiap satwa sehari-harinya.

"Jadi prosesnya, saya ngelatih itu pertama gak langsung pegang hewan. Saya mulai dari bersihin kandang dulu. Jadi ketemu tiap hari. Setiap pagi, saya sapa mereka, panggil namanya satu-satu. Dia (hewan) jadi hafal, siapa orang-orang yang ngurusin dia,"

"Lama kelamaan, setiap kita panggil namanya dia bangun. Entah saat dipanggil untuk dikasih makan, atau apa. Dia ada insting dulu untuk mengenali sosok keepernya," kata Igor.

"Dari situ saya mulai pemberian pakan, mulai melakukan kondisioning. Coba disentuh, kami ngobrol, ya sampai mulai akrab. Banyak diajak ngobrol, disayang. Sehingga mereka tahu disayang," imbuhnya.

"Semakin dini dilakukan (pengenalan dan pelatihan) makin baik. Hewan akan jadi jinak dan lebih tenang," sambung dia.

Selain itu, secara karakter, kata Igor baik lumba-lumba atau singa laut memang tergolong hewan yang cerdas.

Mereka memiliki daya ingat yang cukup baik sehingga mampu mengingat hal-hal yang terjadi disekitarnya.

Tak heran, mereka yang terlatih begitu piawai ketika melakukan berbagai instruksi dari animal keeper.

"Jadi mamalia itu mempunyai kecerdasan, ya bisa dibilang hampir sama kaya Simpanse dia bisa menyimpan memori besar,"

"Jadi setiap apa yang kita treatmen ke dia, yang kita beri ke dia, instruksi, atau segala macam, dia akan ingat. Itu baik atau buruk. Di sini, kita latih. Latihannya karena di sini edukasi ya, bisa disentuh, dicium, bermain. Dia bisa menyimpan memori itu bertahun-tahun," kata Igor.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved