Persija Jakarta
Antara Pujian Penampilan Andritany dan Keroposnya Benteng Macan Kemayoran, Ada Apa dengan Persija?
Sebab, hal itu justru menunjukkan keroposnya pertahanan tim Macan Kemayoran hingga Andritany harus pontang-panting menjaga gawangnya
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Acos Abdul Qodir
Catatan evaluasi minus datang dari asisten pelatih Persija Jakarta, Ferdiansyah.
Banyaknya penyelamatan yang dilakukan Andritany menunjukkan adanya lobang besar di barisan pertahanan Persija.

Diketahui, saat ini benteng pertahanan Persija dihuni oleh para veteran dan para pemain yang kurang jam terbang.
Persija Jakarta masih dihuni oleh para veteran seperti Otavio Dutra (38 tahun), Maman Abdurrahman (39 tahun), Marco Motta (35 tahun), dan Ismed Sofyan (42 tahun).
Lebih mirisnya, tiga nama pertama sudah mencatatkan lebih dari 1000 menit bermain di Liga 1 musim ini, meski Marco Motta masih menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang pernah tampil di Serie A Italia, namun dalam beberapa pertandingan ia sering dibuat patah pinggang oleh para penyerang cepat di Liga 1.
Jika salah satu dari ketiganya absen, hanya pos bek kanan yang bisa dikatakan aman, karena punya sosok Rio Fahmi yang tampil cemerlang saat dipercaya bermain.
Di pos bek tengah, Persija hanya menyisakan sosok Ryuji Utomo dan Ikhwan Ciptady sebagai cadangan. Performa keduanya sebagai pemain baru juga masih inkonsisten dan sering melakukan kesalahan-kesalahan elementer.
Baca juga: Terungkap Suasana Ruang Ganti Persija Usai Llawan Arema FC: Kepuasan Bepe Hingga Ultimatum Khusus
Jika Ryuji dan Ciptady tidak hadir, Persija menurunkan para darah muda yang baru saja debut di kompetisi profesional (Muhammad Ferarri dan Rangga Widiansyah), tentu dengan menit pemain yang sangat terbatas.
Di sektor bek kiri, Persija belum menemukan sosok yang konsisten mengisi posisi tersebut setelah performa Rezaldi Hehanusa masih belum kembali dari cidera tendon achilles.
Persija akhirnya menurunkan Novri Setiawan, Rangga Widiansyah, Samuel Cristianson secara bergantian. Bahkan di babak kedua lawan Persebaya, Rio Fahmi tampil di pos bek kiri.

Di pos double pivot, Persija juga masih bergantung dengan sosok veteran Toni Sucipto (36 tahun) sebagai duet dari Rohit Chand.
Jika keduanya hilang Persija bakal memainkan Syahrian Abimanyu atau Makan Konate yang sebenarnya punya karakter lebih menyerang, sehingga lini tengah Persija gampang sekali dieliminasi oleh lawan yang punya serangan cepat.
Tak mengherankan jika akhirnya Persija Jakarta hanya mengandalkan Andritany di lini pertahanan.
Hal ini sangatlah berbeda saat Persija Jakarta jadi juara Liga 1 musim 2018.
Saat itu, Persija Jakarta punya Ismed Sofyan dan Rezaldi Hehanusa sebagai bek sayap modern yang bisa menyisir lebar lapangan sendirian.