Sepeda Motor Listrik di Bandara Soekarno-Hatta, Bisa Digunakan Penumpang Untuk Pindah Terminal
Bandara Soekarno-Hatta menyediakan sepeda motor ringan roda tiga berbasis listrik (eMoped).
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Bandara Soekarno-Hatta menyediakan sepeda motor ringan roda tiga berbasis listrik (eMoped).
EGM of Adjacent Business PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano, mengatakan, eMoped yang disiapkan oleh Voy ini berbasis sharing.
Alias dapat dapat digunakan oleh umum atau penumpang Bandara Soekarno-Hatta.
"eMoped yang merupakan alat transportasi baru di Bandara Soekarno-Hatta ini berbasis sharing, di mana siapa pun dapat menggunakan secara bergantian oleh umum," jelas Yado dalam keterangannya, Senin (21/2/2022).
Penggunaan eMoped ini sejalan dengan penerapan smart airport di bandar udara terbesar di Indonesia tersebut.
Baca juga: Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Mendadak Punya Air Terjun
"Operasionalnya sendiri didukung melalui aplikasi, mulai dari pengaktifan hingga monitoring penggunaan. Alat transportasi berbasis sharing dengan teknologi informasi ini mendukung penerapan smart airport di Bandara Soekarno-Hatta," papar Yado.
Dirinya menambahkan, saat ini telah ditetapkan stasiun eMoped di Bandara Soekarno-Hatta.
Berfungsi sebagai titik awal dan akhir penggunaan eMoped yaitu di kawasan Transit Oriented Development (TOD), area perkantoran dan Terminal Kargo, dalam waktu dekat menyusul akan dibuka di Terminal 3.
"eMoped ini juga bisa digunakan oleh masyarakat umum yang ingin mencoba menggunakan kendaraan listrik di area bandara," jelas Yado Yarismano.
Adapun, jarak antara stasiun dengan menggunakan e-moped berkisar tiga sampai lima kilometer dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari satu stasiun ke satu stasiun lainnya.

Angkasa Pura II memastikan pengguna eMoped di Bandara Soekarno-Hatta ini juga harus memenuhi ketentuan antara lain menggunakan helm dan memiliki SIM C.
Sementara, kecepatan maksimal dari eMoped ini adalah 25 km perjam.
"Melalui eMoped ini kami berharap penggunaan kendaraan bermotor konvensional di dalam kawasan Bandara Soekarno-Hatta dapat berkurang," Yado Yarismano.
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan telah memiliki rencana induk (masterplan) penerapan konsep eco-green airport guna memastikan keseimbangan antara aktivitas operasional kebandarudaraan dengan keberlanjutan (sustainability).
"Kami meyakini kegiatan operasional kebandarudaraan bisa dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan guna mewujudkan bandara ramah lingkungan. Pengurangan emisi gas karbon di lingkungan bandara adalah salah satu fokus AP II," ujar Muhammad Awaluddin.

Pengurangan emisi gas karbon di bandara AP II ini diharapkan mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen di Indonesia pada 2030 dan juga sejalan dengan program Global Net Zero Carbon Emission 2050 dari Airport Council International (ACI).
Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara AP II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.
"Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia, kami tetapkan sebagai lokasi pilot project pengembangan ekosistem transportasi berbasis listrik, sebelum nantinya ekosistem serupa dikembangkan juga di bandara-bandara AP II lainnya," ungkap Muhammad Awaluddin.