Tempe dan Tahu Dijual Lagi di Pasar Kramat Jati, Ada Kenaikan Harga Rp 1 Ribu
Pedagang tempe dan tahu di Pasar Kramat Jati, Kelurahan/Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur yang sempat tidak berdagang kembali berjualan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Pedagang tempe dan tahu di Pasar Kramat Jati, Kelurahan/Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur yang sempat tidak berdagang kembali berjualan pada Kamis (24/2/2022).
Nur Sahada (36), satu pedagang mengatakan kembali berjualan karena aksi mogok produksi yang dilakukan para produsen tempe dan tahu di DKI Jakarta selesai pada Rabu (23/2/2022).
"Iya, baru dagang hari ini. Untuk harga naik sedikit, biasanya saya jual Rp 5 ribu sekarang Rp 6 ribu. Rata-rata tempe, tahu naik Rp 1 ribu," kata Nur di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (24/2/2022).
Kenaikan harga tersebut karena para produsen tempe dan tahu menaikkan harga jual ke pedagang berkisar 20 persen dari harga jual sebelum aksi mogok tiga hari dilakukan.
Merujuk informasi dari produsen, kenaikan harga dipicu mahalnya harga kedelai impor bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu yang kini berkisar Rp 11 ribu-11.300 per kilogram.
Baca juga: Susul Produsen Tahu-Tempe, Kini Penjual Daging Bakal Mogok Jualan Lima Hari, Catat Tanggalnya
"Saya dikirim dari sana (produsen) juga sudah mahal. Untuk tahu dari Rp 4 ribu jadi jadi Rp 5 ribu. Kalau tahu yang bagus dari 8 ribu jadi Rp 9 ribu. Respon pembeli sih ada saja yang mengeluh," ujarnya.
Una (52), pedagang tempe dan tahu di Pasar Kramat Jati lain juga menuturkan setelah aksi mogok produksi selama Senin (21/2/2022) hingga Rabu (23/2/2022) terjadi kenaikan harga jual.

Menurutnya secara ukuran tempe dan tahu kini tidak mengalami perubahan dari sebelumnya, hanya ada kenaikan harga Rp 1 ribu pada setiap ukuran dan kualitas barang yang dijual.
"Ukuran sama saja, hanya kenaikan. Seperti tahu susu yang sebelumnya Rp 8 ribu sekarang naik Rp 9 ribu. Kalau pengelola tetap ada saja, karena kan kebutuhan ya," tutur Una.
Una mengatakan pada hari pertama usai mogok produksi ini pasokan dari produsen belum normal, alasannya karena para perajin tempe dan tahu tidak memiliki modal banyak membeli kedelai.

Dia mencontohkan sedikitnya stok tahu dan tempe di lapaknya hari ini, penyebabnya karena produsen tempat dia membeli barang terpaksa menurunkan jumlah produksi.
"Saya ngambil tahu, tempe sedikit karena dari sananya (produsen) belum bikin banyak. Harapannya ya biar harga bisa turun, jadi enggak memberatkan warga. Kalau begini semua pusing," lanjut dia.