Setiap RW di Jaksel Diimbau Punya Bank Sampah Demi Kurangi Pengiriman ke TPST Bantar Gebang
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan menargetkan untuk mengurangi pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST Bantar Gebang
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan menargetkan untuk mengurangi pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST Bantar Gebang.
Untuk mencapai target tersebut, setiap Rukun Warga (RW) di wilayahnya memiliki bank sampah.
"Idealnya setiap RW memiliki bank sampah, tapi yang khusus yang ada di warga," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Selatan, Muhammad Amin, dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2022).
Menurutnya, warga bisa memilah sampah dan menyetorkannya ke bank sampah di RW masing-masing.
"Saat ini, ada 288 RW yang dijadikan percontohan. Di Jakarta Selatan tercatat ada 579 RW," ujar dia.
Baca juga: Pemkot Jaksel Optimistis Kurangi Sampah Organik dengan Budidaya Ulat Maggot
Amin menuturkan, bukan tidak mungkin Jakarta Selatan tidak mengirimkan sampah ke Bantar Gebang.
"Jika bank sampah dimaksimalkan, dalam artian warga membuang sampahnya ke sana, maka yang dibuang ke TPST Bantar Gebang hanya residunya saja. Tapi itu butuh waktu dan bertahap," tutur Amin.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, sampah organik setiap harinya dihasilkan oleh warga.
Ia menjelaskan, pengelolaan sampah organis dapat melalui budidaya ulat maggot.
"Sudah berjalan memang, sekarang nggak usah bingung (menjual ulat maggot) karena sudah ada yang nampung," kata Munjirin.
Menurut Munjirin, pengelolaan sampah dengan budidaya maggot akan diproduksi oleh pihak ketiga.
Ia mengungkapkan, hasil produksi maggot bisa untuk kegiatan yang memiliki nilai ekonomis.
"Kita melihatnya sampah bersih dari wilayah kita dan ada feedback untuk masalah ekonomi," kata Munjirin.