Suara Pilu Emak Darmiati kepada Jokowi: Tak Mampu Tebus Ijazah sampai Anak Jadi Tukang Parkir
Tak tanggung-tanggung, ia meminta bantuan langsung Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan masalahnya.
TRIBUNJAKARTA.COM, BENGKULU - Semenjak lulus SMA, anak Darmiati tak memperoleh ijazahnya.
Darmiati tak bisa menebus ijazah karena menunggak bayaran sekolah.
Tak tanggung-tanggung, ia meminta bantuan langsung Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan masalahnya.
Diketahui, Darmiati menunggak uang sekolah sekitar Rp 3.776.000.
Uang tersebut untuk pemeliharaan bangunan, pembayaran uang Ujian Nasional (UN) dan uang perpisahan.
Baca juga: Berjasa Bagi Jokowi dan Anies, Politikus ini Diisukan Hengkang dari Gerindra, PKB NasDem Siap Sambut
"Sebelumnya sudah kami cicil Rp 500 ribu dapat uang bantuan beasiswa seperti itu," kata Darmiati.
Ia juga merasa keberatan harus membayar uang perpisahan.
Sebab, kegiatan perpisahan tidak digelar karena terhalang pandemi Covid-19.
Baca juga: Wagub Ariza Beberkan Sosok Petinggi yang Pernah Dapat Jasa Taufik Gerindra: Dari Jokowi Sampai Anies
Darmiati sebenarnya sudah mengajukan agar uang perpisahan itu dibayar setengah saja lantaran tidak jadi dilaksanakan.
"Tapi mereka bilang tidak bisa karena sudah dilaporkan ke atasan sejak sebelum Covid-19 masuk Bengkulu," jelas Darmiati.
Beberapa upaya untuk mendapatkan bantuan uang demi menebus Ijazah sang anak telah dilakukan.
Baca juga: Uang Ratusan Juta dari Jokowi & Megawati Diduga Diselewengkan, Keluarga Curigai Anak Angkat Dorce
Ia sudah meminta bantuan kepada Baznas Provinsi Bengkulu, tetapi sampai saat ini belum ada kabar.
Selain itu, Darmiati sudah mengadukan kondisinya ke Pemerintah Kota Bengkulu.
Lagi-lagi upayanya belum membuahkan hasil.
"Kan yang dari Walikota kemarin ada juga. Saya sudah temui Lurah Kebun Geran, tapi kata mereka paling kalau swasta hanya bisa dibantu separuhnya saja. Kecuali sekolah Negeri, batu bisa dituntaskan semuanya," kata Darmiati.
Anaknya, Rafli sempat mencoba meminjam ijazah yang ditahan pihak sekolah untuk difotocopy sebagai syarat melamar pekerjaan.
Namun, pihak sekolah tak mengizinkan lantaran bila dilakukan, banyak orangtua siswa yang tidak akan menebus ijazah anak-anaknya.
"Jadi gurunya bilang kalau kalau dikasi nanti jadinya banyak yang tidak tebus. Kebanyakan perempuan yang tidak tebus, tapi kan anak saya laki-laki, dia harus bekerja. Beda dengan perempuan mungkin kan bisa ikut suaminya," ujar Darmiati.
Jadi Jukir
Darmiati bercerita karena sampai sekarang ijazah belum didapatkannya, Rafli terpaksa bekerja seadanya.
Rafli kini mencari penghasilan sehari-hari sebagai tukang parkir di sekitar wilayah Rawa Makmur, Bengkulu.
Darmiati merasa kasihan dengan hidup anaknya itu.

"Kasihan juga sebenarnya anak saya, sudah sekolah sampai tamat SMA tapi harus kerja jadi tukang parkir. Tentunya kami sangat berharap pemerintah membantu kami yang kurang mampu ini," katanya.
Darmiati adalah seorang ibu tunggal yang sehari-hari bekerja membantu di kantin Pengadilan Negeri Bengkulu.
Baca juga: Hasil Survei: Jokowi Masih Sangat Kuat, Elektabilitas Puan Melejit
Ia tinggal di kontrakan bersama tiga anaknya termasuk Rafli, anak keduanya.
"Saya tidak ada uang untuk tebus, bahkan untuk kontrakan saja kami harus bayar Rp 750.000 perbulannya," ungkap Darmiati.
Ia berharap Presiden Jokowi bisa membantunya untuk mengeluarkan ijazah anaknya hingga sang anak bisa melamar pekerjaan.
"Pak Jokowi, tolonglah kebijakannya pak, anak kami mau tebus ijazah, anak kami yang baru tamat SMA. Tolong juga buka lowongan kerja untuk tamatan SMA," ungkap Darmiati.
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Tak Mampu Tebus Ijazah Anaknya, Darmiati Minta Tolong Pada Presiden Jokowi,