Cerita Kriminal
Ditikam Pemotor Misterius, Khamidah Ngaku Tak Punya Musuh: Sama Preman Pun Aku Baik
Khamidah (51), ibu-ibu korban pembacokan di Jalan Harsono RM, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan merasa tidak pernah memiliki musuh.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Khamidah (51), ibu-ibu korban pembacokan di Jalan Harsono RM, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan merasa tidak pernah memiliki musuh.
Ia mengaku sudah tinggal di kawasan Ragunan selama hampir 30 tahun sejak 1993.
"Jangankan punya masalah dengan orang biasa, sama preman pun aku baik apa adanya," kata Khamidah saat ditemui di kediamannya, Kamis (7/4/2022) malam.
Bahkan, Khamidah sering kali menawarkan makan dengan potongan harga kepada warga yang dianggap kurang mampu.
"Minta makan ya aku tawarin, 'ayo mau makan ya makan aja, nasi gak usah bayar' saya selalu nawarin," ujar dia.
Baca juga: Cerita Ibu 51 Tahun Jadi Korban Pembacokan di Ragunan, Pamit Tahajud lalu Dicegat Pemotor Misterius
Ia pun mengaku bingung dengan motif pelaku pembacokan yang membuatmya terluka.
"Itu pasti orang yang nggak dikenal, tujuannya apa saya nggak tahu," tutur Khamidah.
Khamidah sebelumnya menceritakan detik-detik dirinya menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal pada Kamis (7/4/2022).
Peristiwa pembacokan itu terjadi di Jalan Harsono RM, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Khamidah mengatakan, ketika itu ia hendak melaksanakan ibadah Salat Tahajud di masjid.

Sebelum berangkat menuju masjid, ia menyempatkan diri untuk pamit kepada anaknya.
"Pas mau tahajud bilang ke anak-anak, 'aku mau tahajud dulu ya'. Terus kata anak-anak 'iya mah'," kata Khamidah.
Wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang warteg itu kemudian berangkat ke masjid dengan berjalan kaki.
Dalam perjalanan menuju masjid, Khamidah melihat seorang pengendara motor melaju dengan kecepatan tinggi yang tak lain adalah pelaku pembacokan.
Pelaku memberhentikan kendaraannya beberapa meter di depan korban.
Baca juga: Ini Tampang dan Identitas Lengkap Tile, Buronan Kasus Pembacokan Karyawati di Cikarang
Pelaku kemudian turun dari motor dan berjalan kaki menuju Khamidah.
Sementara itu, motor pelaku berada di tepi jalan dengan kondisi mesin yang dibiarkan menyala.
"Dalam hati aku pikir orang itu mau tanya alamat, terus dia makin dekat ke arah aku," ujar Khamidah.
Tak disangka, pelaku mengeluarkan senjata tajam berupa sebilah celurit. Khamidah spontan menutupi lehernya sebelah kanan menggunakan tangan.
"Aku nutupin leher bagian kanan, terus dia malah bacok yang sebelah kiri. Terus kena di pelipis sama tangan," ungkap Khamidah.
Setelah tiga kali membacok korban, pelaku berlari ke arah motornya yang masih menyala dan langsung melarikan diri.
Di sisi lain, Khamidah yang terluka berjalan ke arah seberang sambil mencoba berteriak meminta pertolongan.
"Aku langsung lemas duduk di jalan, pas itu aku masuk ke warteg terus darah ini keluar semua, kena baju, kerudung, sarung. Aku kaget teriak Allahu Akbar, terus bilang minta tolong," ujar dia.
Khamidah tak ingat ciri-ciri orang yang telah membuatnya terluka. Ia hanya ingat pelaku mengenakan jaket berwarna hitam.
Sebelumnya, Kapolsek Pasar Minggu Kompol Bambang Handoko mengatakan, tidak ada barang berharga korban yang diambil oleh pelaku pembacokan.
"Korban tidak bawa (perhiasan) sama sekali, barang korban tidak ada yang hilang," kata Bambang saat dikonfirmasi.
Sementara ini, polisi telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menyisir CCTV di sekitar lokasi kejadian.