Lebaran 2022
Penuhi Warung Bakso, Cara TKI Lepas Kerinduan Saat Rayakan Lebaran di Negeri Orang
Menyantap seporsi bakso menjadi cara bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) merayakan hari lebaran di negeri orang.
TRIBUNJAKARTA.COM - Menyantap seporsi bakso menjadi cara bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) merayakan hari lebaran di negeri orang.
Hal itu dilakukan para TKI yang bekerja di Arab Saudi.
Tak sedikit para TKI itu yang harus antre sampai keluar warung bakso karena membludaknya para pembeli.
Meski berada di Arab Saudi, baik pembeli maupun penjual bakso itu rupanya merupakan WNI.
Mereka pun berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia layaknya sedang berada di tanah air.
Baca juga: Banting Tulang Jadi TKI, Joko Kaget Dapat Kirimin Video Istri Main dengan Cowok Lain di Rumahnya
Suasana itu terekam dalam video yang diposting di akun Youtube Alman Maulana, Kamis (5/5/2022).
"Keluarga Aceng (penjual bakso) Idul Fitri aja galibur demi melayani teman-teman kita. Overtime ini kayaknya," kata Alman Mulyana.
"Iya overtime," jawab sang penjual bakso.

Dalam kesempatan itu, Alman kemudian menanyakan kepada para TKI yang sedang menyantap bakso di sana tentang perasaannya tak bisa berlebaran bersama keluarga di Indonesia.
Jawaban mereka pun beragam, ada yangs sedih, tapi ada juga yang berusaha tegar karena ini sudah menjadi resiko dari pekerjaan yang dipilihnya.
"Ya enggak sedih, kemarin sudah nangis. Sudah SMS anak saya yang perempuan nangis karena enggak ada orang tua, jauh," ujar salah satu TKI asal Surabaya yang sudah 5 tahun bekerja di Arab Saudi.
Sementara itu, TKI lainnya, Dewi merasa beruntung mendapatkan majikan yang baik selama bekerja di Arab saudi.
Hal itu membuatnya kerasan bekerja di Arab Saudi meski tak bisa berlebaran di tanah air.
"Kita kan di sini untuk dia (anak), Meskipun jauh, tapi dekat di hati," ujar Dewi.
"Inilah perempuan Indonesia yang luar biasa dan belum tentu semua bisa seperti ibu," kata Alman.
Baca juga: Luncurkan Program Jakarta Cinta Al Quran, Imbauan Anies Sampai Direspons TKI di Luar Negeri
Dewi beruntung karena mendapat bos atau majikan yang baik.
Gaji yang diterimanya per bulan bila dirupiahkan mencapai Rp 10 juta.
Itu di luar baksis atau pemberian dari majikan seperti THR.
"Selama Ramadan dikasih 500, kemarin malam dikasih 2.500 riyal," kata Dewi.

"Majikannya gimana, baik nggak?," tanya Alman.
"Masya Allah luar biasa baik, majikan tidak tergantikan," jelas Dewi.
Selain itu, alasan Dewi betah di Arab Saudi dan jarang pulang ke Indonesia karena keluarga banyak di luar negeri.
Dua anaknya juga sudah bekeluarga dan mengikuti suami ke Malaysia.
Tidak hanya itu, banyak keluarga juga yang berada di Arab Saudi sehingga bisa betah bertahan sampai puluhan tahun tahun.
"Ini menjadi referensi bagi yang bertanya ingin kerja di Arab Saudi," kata Alman.
Baca juga: Dieksekusi Mati di Arab Saudi, Permintaan Terakhir TKI Ini ke Putri Bungsunya Tak Bisa Terlaksana
Bekerja di Arab Saudi maupun negara lainnya tentunya ada resiko seperti jauh dari keluarga, faktor budaya dan sebagainya.
"Jadi yang mau kerja di sini pertimbangkan matang-matang ya," imbuh Alman.
Ternyata Bahasa Indonesia Makin Populer dan Kerap Digunakan di Negara Arab Saudi saat Belanja

Bahasa Indonesia makin populer dan kerap digunakan di negara Arab Saudi saat belanja.
Arab Saudi sendiri punya kedekatan emosional dengan Indonesia sebagai negara mayoritas muslim.
Termasuk dalam penggunaan bahasa saat berbelanja di pasar yang ada di Arab Saudi.
Pedagang di sana mengerti dan menggunakan bahasa Indonesia.
Bahkan saat berbahasa Sunda juga mereka juga mengerti.
Demikian diungkapkan oleh Alman Mulyana di kanal YouTube-nya diunggah pada 9 Desember 2020 lalu.
Diketahui, di Arab Saudi juga memiliki bahasa sendiri yakni bahasa Arab atau bahasa Inggris yang sering mereka gunakan untuk berkomunikasi.
Baca juga: Nasib TKI Tertahan di Arab Gegara Datanya Sudah Divaksin di Indonesia, Padahal Tak Pernah Pulang
Namun, siapa sangka bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang populer di Kota Makkah.
Tampak dalam video itu diperlihatkan kondisi sebuah pasar yang lengkap menjual kebutuhan untuk memasak layaknya di pasar tradisional di Indonesia.
Di awal video Alman mengatakan jika di pasar tersebut banyak orang yang menggunakan bahasa Indonesia.
"Di pasar ini banyak orang yang bisa bahasa Indonesia, bahasa Indonesia itu populer di Jeddah, Madinah," ujar Alman.
Alman pun lantas menemukan sayuran yang dijual di pasar itu seperti, sawi kangkung, timun bayam dan lain-lain.
Alman pun lantas mencoba menyapa pedagang dengan bahasa Indonesia.
"Apa kabar," kata Alman menyapa pedagang.
Pedagang pun menjawab "bagus".
Menariknya, yang belanja di pasar itu justru lebih banyak pria.
Hampir tidak terlihat seorang perempuan yang berbelanja di pasar tersebut.
Selain itu juga ditemukan buah-buahan seperti pisang, belimbing, tomat, hingga asam.
Lucunya lagi, Alman berbicara kepada penjual ikan dengan bahasa Sunda.
"Mang-mang sekilo yak," ujar Alman.
Alman membeli ikan krapu dengan harga 8 riyal atau setara dengan Rp 30 ribu per kg.
Alman pun lantas mencoba kembali berkeliling pasar.
Tak sengaja ia bertemu dengan salah satu subcriber YouTubenya.
Pria penjual daging itu lantas menunjukkan hati unta kepada Alman dengan menggunakan bahasa Indonesia.
"Ini hati unta," ujar pedagang itu.
Terlihat sekali kondisi pasar yang begitu padat pembeli.
Alman pun kembali menyapa pedagang dengan bahasa Indonesia.
Salah seorang pedagang mengaku orang Banglades dengan menggunakan bahasa Indonesia.
"Saya Bangladesh, saya suka kamu," ujar pedang itu.
Perkataan itu pun langsung disambut tawa oleh Alman dan rekannya. Alman lantas menemukan berbagai buah seperti mangga, jeruk, pisang dan pir.
Artikel ini disarikan dari TribunPekanbaru.com dengan judul Tak Pulang-Pulang ke Indonesia, TKW Jelaskan Hal Enak Jadi TKI di Arab Saudi