Jelang Idul Adha, ACT Luncurkan Program Kudu Kurban dengan Target Distribusi ke 60 Negara

Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program "Kudu Kurban" menjelang Hari Raya Idul Adha.

Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com
Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program Kudu Kurban menjelang Hari Raya Idul Adha di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program "Kudu Kurban" menjelang Hari Raya Idul Adha.

Peluncuran program itu digelar di Menara 165, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2022).

Presiden Global Qurban, Mukhti, mengatakan bahwa melalui program tersebut pihaknya menargetkan mendistribusikan kurban ke 60 negara.

"Itu terdiri dari 18 negara di Benua Asia,  7 negara Timur Tengah dan Syam, 28 negara di Benua Afrika, serta 7 negara di benua lainnya," kata Mukhti di lokasi.

Selain itu, sambung Mukhti, 385 kota/kabupaten di 34 provinsi di Indonesia tak luput dari sasaran distribusi kurban tahun ini.

Baca juga: Masih Dirawat, Sopir Pajero yang Tabrak Pasutri hingga Tewas di MT Haryono Belum Ditahan

"Secara sosial, kurban dapat membahagiakan masyarakat prasejahtera yang tidak pernah menikmati daging karena harganya yang cukup mahal. Apalagi saat pandemi Covid-19 lalu, ekonomi mereka juga semakin terpuruk," ujar dia.

Ia mengungkapkan, target pendistribusian kurban tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencakup 37 negara dan 278 kota/kabupaten di Indonesia.

"Penerima manfaat mencapai 1.907.164 jiwa dan melibatkan 23.071 relawan. Diharapkan kurban tahun ini meningkat dari tahun lalu, baik secara jumlah hewan, wilayah pendistribusian, dan penerima manfaatnya," tutur Mukhti.

Pada kurban tahun ini, ACT juga mengantisipasi penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.

Imron Suandi, selaku Kordinator Pengawasan Produk Hewan dari Kementerian Pertanian RI menjelaskan, PMK merupakan penyakit mulut dan kuku atau disebut sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) yang disebabkan oleh virus.

Imron menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menimalisir hewan kurban terinfeksi oleh virus PMK, di antaranya yaitu mengoptimalkan pemanfaatan rumah potong hewan (RPH) yang sudah disediakan pemerintah setempat. 

"Sebab, biasanya di RPH itu suda ada dokter hewan yang memantau kesehatan hewan-hewan kurban. Selain itu kebersihan sanitasi juga di jaga dengan sangat baik, dengan penyemprotan desinfektan secara berkala yang mampu membunuh virus," ujar Imron. 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved