Formula E
Atap Tribun Sirkuit Formula E Ambruk, Anggota DPRD DKI Kenneth Minta Panitia Transparan
Salah satu atap tribun di arena sirkuit Formula E Jakarta ambruk. Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth beri tanggapan.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Salah satu atap tribun di arena sirkuit Formula E Jakarta, di Jakarta International E-Prix Cricuit (JIEC) Ancol, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara ambruk, karena diterjang angin kencang saat hujan badai melanda wilayah tersebut, pada Jumat 27 Mei 2022.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai pengerjaan proyek lintasan Formula E di Ancol terkesan dipaksakan, mengejar target dan tidak siap hingga akhirnya salah satu atap tribun ambruk.
"Proyek ini terkesan dipaksakan. Kontraktor juga terkesan mengerjakannya asal-asalan karena dikejar target," kata Kenneth dalam keterangan tertulis, Senin (30/5/2022).
Menurut pria yang disapa Kent itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus mempertimbangkan segala bentuk apapun yang akan terjadi dalam event Formula E tersebut, dan jangan terkesan dipaksakan pengerjaanya.
"Harus dicek benar-benar persiapannya, jangan lantas terburu-buru. Jangan karena ego sesaat, jangan karena kepentingan politik praktis malah jadi memakan banyak korban," tutur Kent.
Baca juga: Merek Bir Dunia Lenyap di Formula E Jakarta, Sosok Ini Banggakan Anies Bisa Bikin Balapan Syariah
Kent pun menyarankan agar pagelaran mobil balap listrik Formula E itu diundur pada akhir Oktober, demi kelancaran dan persiapan yang matang agar tidak ada lagi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
"Panitia acara Formula E ini ngotot supaya digelar pada 4 Juni mendatang, padahal realitanya infrastruktur belum siap 100 persen. Saran saya lebih baik diundur sampai akhir Oktober untuk memperbaiki dan pengecekan seluruh infrastruktur dilintasan Formula E ini, jadi lebih matang dan siap. Proyek ini digambarkan untuk jangka panjang, bukan untuk sekadar memperkenalkan Jakarta, bahwa Indonesia memiliki lintasan Formula E," beber Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.
Kent pun heran, proyek Formula E ini masih saja terus menjadi sorotan.
Bahkan, proyek tersebut dinilai menjadi biang masalah, mulai dari anggaran kontribusi Rp560 miliar yang sampai hari belum jelas peruntukannya, hingga pembangunan infrastruktur yang prematur.
Baca juga: Tiket Formula E Dijual On The Spot, Penyelenggara Ungkap Tinggal Kelas Ancol Festival
Ia pun meminta pihak kepolisian untuk melakukan pemanggilan klarifikasi terhadap kontraktor tersebut terkait permasalahan rubuhnya tribun penonton tersebut.
"Polisi harus berani memanggil kontraktornya, agar ada efek jera dan jangan sampai pada hari H kejadian seperti ini terulang kembali serta menimbulkan banyak jatuh korban. Karena masalah ini murni kelalaian konstruksi," ketus Kent.
Kent pun menghimbau agar jangan membandingkan antara lintasan Formula E di Ancol dengan Sirkuit Mandalika, Lombok yang mempunyai waktu luang yang cukup untuk melakukan perbaikan jika menemukan adanya kerusakan di arena balap.
"Jangan membandingkan dengan permasalahan di Sirkuit Mandalika, mereka mempunyai spare waktu yang cukup untuk melakukan perbaikan. Sebelum hari H pembalap Moto GP melakukan cek aspal, pada saat terjadi masalah jadi masih ada waktu untuk melakukan evaluasi, dan perbaikan infrastruktur yang kurang. Tetapi kalau pagelaran Formula E ini kita semua tahu bahwa waktu pelaksanaannya tinggal seminggu lagi, dan sampai saat ini pembalapnya belum melakukan cek aspal, kalau aspal terjadi masalah, kan harus di evaluasi lagi dan harus ada perbaikan fisik. Pertanyaan saya, apakah cukup waktunya?, belum lagi perbaikan tribun penonton yang roboh yang memerlukan waktu perbaikan tidak sedikit," bebernya.
Oleh karena itu, Kent meminta kepada panitia balap Formula E untuk bijak dalam melaksanakan ajang balap mobil listrik ini, jangan sampai membuat malu Indonesia di mata Internasional.
"Panitia Formula E ini harus bijak dan rasional dalam melaksanakan pagelaran Formula E ini. harus ada spare waktu yang cukup untuk melakukan perbaikan dan evaluasi jika ada kerusakan. Janganlah membuat pagelaran ini dengan modal nekat tanpa perhitungan yang matang dan ujung-ujungnya kalau berantakan, yang malu kita semua," tegas Kent.